Kutitip Namamu pada Puisi
Aku memetik rindu-rindu pagi
di binar bola matamu
yang sorotnya seperti sajak
menggenggam hati para penyair
Aku menyemai semua kenangan
di tembang-tembang doa
dengan tanahnya yang basah
berbatasan dengan waktu
Aku menulis kisah-kisahku
di hamparan langit
yang semestanya tak berbatas
meski telah kusekat
Aku menitip namamu pada puisi
yang mengajakku pada ziarah rindu
dengan bunganya yang berlipat ganda
mengikatku pada harapan hampa
Muara Teweh, Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar