Surat dari Sebatang Pohon
Apa kabar?
masihkah kalian bernapas dengan paru-paru yang usang?
masihkan udara yang kalian hirup segar di kerongkongan?
Kalian tidak lupa bukan?
Siapa yang menyumbangkan seluruh hidupnya
untuk napas-napas kalian
untuk perut-perut yang selalu lapar
untuk kantong-kantong gendut
untuk tidur-tidur yang nyenyak
Hei, hei, aku di sini!
di lembah kosong dan gersang
kehilangan teman-teman sepermainan
mereka tercerabut paksa
padahal akar-akar belum kokoh
padahal dedaun masih menguncup
jangan tanyakan orangtua dan saudaraku
mereka sudah punah pada masa yang entah
bahkan jejaknya saja tak ku temui
Kudengar kalian kehilangan tempat tinggal
Kudengar kalian kehilangan harta benda
Kudengar kalian berteriak-teriak minta tolong
Aku nelangsa, sungguh
Sebab aku tahu rasanya kehilangan
Namun aku bisa apa?
Tubuhku ringkih, menua dan sendirian
Bara dendam sudah menghanguskan urat-urat epidermis
Membusukkan kambium-kambium
Sekarang mintalah pada Tuhan
Barangkali ada masih ada jalan tersisa
Untukku, untukmu, untuk kalian
Mengulang pengembaraan.
Muara Teweh, 17 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inspiratif bunda tulisannya, salam literasi
Terima kasih,Bun sudah mampir.Salam.