Si Jugul Parhuta-Huta
#TantanganGurusiana
#TantanganHariKe-168
Si Jugul Parhuta-Huta
Oleh : Fitri Hariana, STP
" Boel Kaboel...kamu ini kenapa sih kok galak bener sama si Jugul? Padahal kan dia dongan sahutamu." Tanya Muklisin kepada Kaboel.
" Cemanalah Mas Muklisin, soalnya parhuta-huta kali dia kutengok. Malu-maluin. Uwak-uwak makan salak. Palak awak!" jawab Kaboel Siagian bersungut-sungut sembari mencabuti rumput yang tumbuh di sela tanaman padi di sawah.
" Sudah-sudah, biar Bang Kaboel tidak kesal lagi kita bahas yang lain sajalah." timpal Agus Suryadi menengahi percakapan kedua temannya.
Mereka bertiga akrab sejak sama-sama mengikuti program transmigrasi ke Kalimantan.
Tak lama kemudian, nampak 3 perempuan cantik melintasi pematang sawah menuju dangau di pinggiran sawah.
" Bang Kaboel, istirahat dulu, ini aku bawakan makan siang abang, pakai lauk belut cabe ijo dan kopi hitam kesukaan abang!" Terdengar suara Meria, adiknya, berseru memanggil Kaboel.
Sementara Ibu Irmayulis Yamin dan Bunda Nurhayati juga masing-masing memanggil anak lelaki kesayangannya.
" Muklisin..makan dulu,Nak. Ibu sudah panggangkan ikan mujahir kesukaanmu, dari kolam ikan di belakang rumah kita," ucap bu Irma.
" Ho'oh...saya juga mbawakan Agus rendang jengkol sama sambel goreng kentang ini, hasil panen dari ladang Minggu lalu," timpal bunda Nurhayati Moechtar.
Kaboel, Muklisin dan Agus baru saja selesai mencuci tangan sembari beranjak menuju dangau. Tiba-tiba mereka melihat si Jugul yang entah datang darimana, seenaknya saja sudah nyeruput kopi dan makan nasi pakai sambal belut, ikan mujair panggang dan rendang jengkol.
Sementara Meria, Ibu Irma dan Bunda Nurhayati tidak melihat kedatangan si Jugul karena mereka sedang sibuk meramban genjer dan kangkung di pinggiran sawah.
Melihat kopi kesukaannya diseruput oleh Jugul, Kaboel bertambah berang.
" Memang betul lah kau Jugul si parhuta-huta. Parah kali kau kutengok. Punya orang pun kau embat juga!" dengus Kaboel.
Mendengar suara ribut-ribut dari arah dangau, Meria, ibu Irmayulis dan bunda Nurhayati Moechtar pun bergegas menuju dangau. Alangkah kesalnya ketiga perempuan cantik ini. Nasi, lauk pauk dan kopi yang mereka buatkan sepenuh hati untuk abang dan anak lelaki tersayang ternyata lebih dulu diserobot oleh si Jugul.
" Kau ya Jugul memang gak tau malu!" teriak kesal ibu Irma sembari melempar Jugul dengan keong mas.
" Ho'oh...enak wae, rendang jengkol buat si Agus asal dimakan saja tanpa permisi," sambar bunda Nurhayati Mochtar sambil menggapruk kepala si Jugul dengan tanaman eceng gondok yang baru dicabutnya.
" Ih..memang si Jugul ini lah...minta dibedakin mukaknya pake lumpur," timpal Meria sembari memoleskan lumpur sawah ke muka si Jugul.
Tapi dasar si Jugul memang mukak badak, dia hanya nyengir saja sambil terus melanjutkan makannya. Tinggallah Muklisin, Kaboel dan Agus memandangnya dengan penuh kekesalan tingkat dewa.
Untungnya Kak Fitri, kakak si Kaboel dan Meria tidak melihat kejadian ini. Kalau tidak kan, sudah habis si Jugul dibuatnya jadi lapet, dibungkus daun pisang lalu dikukus dan dikunyah sampai hancur lebur. Lumat. Tamat riwayat si Jugul.
Jugul..Jugul...parhuta-huta kali pun....
Lubuk Pakam, 30 Juni 2020.
Cerita ini saya dedikasikan buat keluarga Bawang.
Hanya keluarga bawang yang tahu siapa si Jugul.
Glosarry :
Dongan sahuta : kawan sekampung
Parhuta-huta : kampungan.
Jugul : degil, tengil, bandal/ seenaknya sendiri, tidak tahu malu, susah dinasehati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren...luar biasa...
Hehheheh..belajar memakai makna kiasan bun
Jha ha. Haduh. Kita di Kalimantan. Di sawah.. Asik banget.
iya bun...sambil makan pakai rendang jengkol dan sambel goreng kentang, ikan mujahir panggang dan sambel belut cabe ijo. Tapi udah keduluan kena prank sama si jugul Akhirnya kita yang ngences lihat si Jugul makan hahah
Rendang jengklo?Mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Hla...itu...udah keduluan sama si Jugul hahaha
Ha ha bisa aja kakak. Kakak di mana kok tidak namoak
Lagi ngumpet..malas lihat si Jugul hahaha
Haha...siapa ya si jugul..tadi sudah disebut satu-satu keluarga bawang..ups...ada satu yg nggak disebut.haha...Asik ya keluarga bawang..dongan sahuta...
Hihihih..yangvtidak disebut lagi ngumpet bunda.Karena sutradara merangkap penukis skenarionya hahaha
ha..ha, si Jugul dibuat lepetterus ukurannya seberapa tuh
hihihihihi..silakan dibayangkan sendiri sesuai fantasi dan imajinasi masing-masing saja ya Pak hihihi. Terimakasih Pak Eko, semoga sehat selalu, aamiin.
Bahagianya menjadi keluarga Bawang. Nama-nama yang tidak asing di MediaGuru. Keren Bu.
Hehhehe..makasiih Pak..kami keluarga Bawang..masih anak bawang dalam belajar menulis ...
Mantap keluarga bawang...kompak selalu
Hehehe..maaksih bunda Suryani Isnoel..semoga sehat selalu aamiin
Hadeuuhh...mate ma on ma baru. Si jugul parhuta2 palak awak. Wakakaakkkmm
Hihihi..udah puas kan kam hahahah
Jugul artinya : Degil, tak masuk nasehat, bandel, berbuat sesuka hati, suka2nya saja. Lebay cap kampak, alias kampungan. Wkwkwkwkw....
Hahaha..lanjutkan..tumpahkan saja kesalmu pada si Jugul om Kaboel hahah
Dongan artinya : Kawan
Ohya..kita edit ya..makasih