Sejak ditetapkan sebagai daerah level 2 dalam penangan wabah covid-19, Kabupaten Magelang sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka. Sekolah kami pun telah melakukan PTM secara terbatas. Peserta didik yang diperbolehkan mengikuti PTM adalah separuh dari seluruh jumlah peserta didik di kelas. Kelas yang mengikuti PTM adalah seluruh kelas yaitu kelas X sampai kelas XII.

Seluruh pendidik menyambut hal ini dengan antusias. Mereka berharap pembelajaran dapat kembali normal seperti sedia kala. Anak juga merasa senang saat PTM berlangsung. Mereka dapat bertemu teman-teman dan bersenda gurau saat istirahat berlangsung. Namun ada juga peserta didik yang merasa senang daring. Mereka beralasan apabila daring, pembelajaran lebih bisa santai.

Pada PTM kali ini, sekolah kami menggunakan metode Hybrit learning. Walaupun pasti ada kendala yang dihadapi saat berlangsungnya pembelajaran. Namun metode Hybrit mampu menjembatani peserta didik yang berada dirumah untuk tetap belajar. Hybrit learning adalah metode pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran kelas di sekolah dengan pembelajaran di kelas Maya.

Hybrit learning diambil dalam metode pembelajaran di sekolah karena beberapa alasan. Alasan mendasar adalah melindungi baik peserta didik maupun pendidik dari penyebaran virus Covid-19. Kedua hybrit learning memudahkan pendidik dalam menyampaikan pembelajaran ditengah masih mewabahnya virus Covid-19. Karena pendidik dapat lebih mengefisienkan waktu dan tenaganya saat mengajar. Peserta didik tetap mendapatkan pembelajaran yang sama dalam satu waktu dengan teman sekelas lainnya. Namun demikian dalam melakukan pembelajaran dengan metode Hybrit learning masih terdapat kendala. Kendala yang dihadapi seharusnya tidak boleh menjadi penghalang untuk pendidik untuk berinovasi dalam melakukan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.