Fitri Merdianingsih

Diawali dengan niat, insaAllah hasilnya akan dipantaskan😍...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kegiatan PTM di Kelas X MIPA

Kegiatan PTM di Kelas X MIPA

Hari ini aku mengajar mulai dari jam 8 sampai jam 12.30. Lumayan berasa capek, tetapi aku happy. Karena sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan ini. Mengajar saat PTM kali ini aku buat berbeda seperti awal PTM. Saat awal PTM peserta didik diajak untuk bangun dan merasakan kebiasaan baru setelah lama vakum sekolah. Namun untuk mengurangi ketinggalan pembelajaran, aku buat seperti kelas biasa. Setiap kelas yang aku ajar hari ini, aku perlakukan berbeda sesuai dengan mood masing-masing kelas. Maka dari itu awal masuk, supaya tahu kesiapan peserta didik aku adakan semacam refleksi diri dulu. Contohnya saat masuk di kelas X MIPA 3, aku meminta siswa maju satu-satu ke depan untuk menuliskan satu kata yang mewakili perasaannya pada saat itu juga. Awalnya mereka malu-malu untuk maju ke depan, namun saat temannya sudah mulai maju antusias itu datang. Ada yang menulis kalau hari ini dia pusing, sedih, lelah, mager, nggak mood, ada juga yang bilang senang, Netral, biasa dan damai. Nah, dari sini berarti aku paham kondisi anak-anak. Jadi aku putuskan tidak langsung masuk ke pembelajaran, tetapi mengajak peserta didik untuk bercerita tentang kondisinya saat ini. Ada yang bercerita, tetapi juga ada yang malu-malu (hehehe.,😁😁😁). Aku sebagai guru juga sangat merasa tersentuh, dan semakin tahu kondisi anak-anak.

Saat dirasa mereka sudah menuntaskan beban mereka, baru aku mulai masuk ke ranah belajar. Belajarnya juga tidak aku paksakan, aku hanya menyetel video berupa tiga kotak kalimat tentang pengertian vektor di ruang dua dan gambar contohnya. Aku pancing siswa untuk mau berpendapat tentang hasil penjelasanku di awal tadi. Hasilnya cukup lumayan, mereka memperhatikan dengan seksama. Malah ada peserta didik yang dengan cekatan langsung mengerjakan soal sampai tuntas (luar biasa). Kemudian untuk menambah pengetahuan mereka tentang materi yang baru saja aku berikan, tidak lupa aku berikan latihan soal. Alhamdulillah merek tidak keberatan, waktu 10 menit mereka gunakan untuk menyelesaikannya. Tidak terasa bel pergantian jam berbunyi, aku mengakhiri sesi pembelajaran. Aku menelusuri gang kelas menuju kelas selanjutnya yaitu kelas X MIPA 1. Setelah aku absen, ternyata anak-anak masih dalam keadaan segar (iya mungkin karena habis istirahat, jadi tenaganya masih full🤭). Maka perlakuan pembelajaran di kelas ini aku buat berbeda dengan kelas X MIPA 3 tadi. Aku langsung membuka materi lewat schoology, dan memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari. Setelah aku beri penjelasan sebentar, aku langsung buat kelompok kecil dan siswa aku minta untuk berdiskusi tentang materi yang sama yaitu vektor di ruang dua. Aku beri waktu sekitar 15 menit untuk berdiskusi agar mereka menemukan sendiri apa itu vektor di ruang dua dan cara menuliskannya. Pada kelas ini aku pakai model pembelajaran discovery learning. Alhamdulillah lima kelompok yang dibuat mampu maju dengan antusias menjelaskan apa yang sudah mereka diskusikan dengan kelompok nya. Di kelas ini aku merasa agak santai dalam mengajar. Mereka sudah bisa jalan sendiri, dan Alhamdulillah hasilnya memang betul. Mereka mampu mengutarakan argumennya dengan baik.

Setelah selesai mengajar aku jadi merasa yakin, bahwa setiap peserta didik di suatu kelas tidak bisa diperlakukan sama. Mereka memiliki kemampuan yang beraneka ragam, karena setiap individu peserta didik mungkin ada yang siap, mungkin juga ada yang belum siap untuk belajar. Pembelajaran yang menyenangkan memang sangat dibutuhkan peserta didik. Aku juga tersadar, pembelajaran era sekarang tidak bisa dikekang harus tenang. Biarkan mereka berekspresi, namun juga harus bisa diajak kompromi dan tidak menggangu ketertiban kelas masih dalam taraf normal. Karena memang menjadi guru bukan saja mentransver ilmu supaya anak-anak jadi pintar. Tujuannya malah supaya peserta didik punya kemampuan untuk bisa berargumen dan berani menuangkan ide gagasannya. Masalah pintar itu bukan menjadi tanggung jawab guru, guru malah bertanggung jawab dalam hal pembentukan karakter peserta didik itu sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wawww ... Guru yg kreatif jadi terpicu jg. Sukses dan Salam literasi

21 Jan
Balas

Terimakasih bunda, selalu mencari cara untuk menciptakan suasana belajar yg TDK membosankan

21 Jan
Balas

Terimakasih bunda, selalu mencari cara untuk menciptakan suasana belajar yg TDK membosankan

21 Jan
Balas

Terimakasih ibu Beny Sukandari. Selalu masih terus berbenah Bu

21 Jan
Balas

Terimakasih ibu Beny Sukandari. Selalu masih terus berbenah Bu

21 Jan
Balas

Teruskan bu... Selalu berinovasi dalam pembelajaran.... Saluuut

21 Jan
Balas



search

New Post