Fitri Sari Sukmawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HOT vs HOTS

HOT vs HOTS

Kamis pagi yang cerah menuntun kita pada harapan kedepan yang lebih cerah dari hari ini. Harapan, cita-cita dan mimpi membuatku tergerak terus mata, telinga, seluruh badan, dan kaki ini melangkah untuk menggapainya. Berbagai aktifitas yang kulakukan diwaktu lampau, sambil mengumpulkan informasi serta ilmu dari satu keping ke kepingan lainnya, dan menghubungkan dengan informasi baru kekinian dalam upaya menemukan solusi/jawaban untuk menyelesaikan masalah, serta upaya mengembangkan, semua itu disebut kegiatan mengasah ketrampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS). Dan ternyata, apa yang saya alami sudah dirumuskan oleh Lewis dan Smith (1993), menurutnya, berfikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru, kemudian menghubungkan, dan/atau menyusun serta mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban/solusi yang mungkin untuk suatu situasi yang membingungkan.

Memang tidak dipungkiri, kadang kita sebagai guru tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan dalam mencari solusi masalah dengan HOTS. Kadang pula untuk menyelesaikannya menggunakan ilmu HOT. Nah, kedua istilah itu sering kita dengarkan, ucapkan bahkan lakukan tetapi tidak tau bahwa keduanya itu berbeda.

Nah, perlu kita perhatikan bahwa HOTS versus HOT itu benar adanya. Keduanya ada perbedaan. Jika mengacu pada Taksonomi Bloom yg direvisi, HOT itu terkait kemampuan kognitif untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Sedangkan HOTS berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan masalah, berfikir kritis, dan berfikir kreatif. Misal, untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, siswa harus mampu menganalisis permasalahan,memikirkan alternatif solusi, menerapkan strategi penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode serta solusi yang diterapkan. Contoh itulah domain dari HOTS.

Bisa jadi bahwa dalam HOTS terdapat komponen HOT. Saya contohkan lagi, misalkan siswa dalam upaya menyelesaikan masalah (problem solving), tentu saja siswa dituntut untuk bisa menganalisis masalah dan mengevaluasinya. Demikian juga untuk siswa bisa HOTS, siswa harus dilatih untuk menalar, mempertimbangkan, menganalisis, dan melakukan evaluasi.

Memang seorang guru yang profesional harus mampu mengimplementasikan keilmuannya tentang HOT dan/atau HOTS dalam pembelajaran. Nilai untuk profesi kita ada pada implementasi dengan berpegang pada aliran Optimistik. Tidak dipungkiri, guru juga manusia yang tidak lepas dari berbuat salah. Tetapi yang lebih penting lagi adalah upaya implementasi optimistik dalam pembelajaran yang difungsikan sebagai kegiatan kolaboratif, komunikatif, kreatif, saling mengkritik positif (4C) dengan rekan sejawat tanpa memperlihatkan kesombongan individu yang mencolok, lebih pada saling mengingatkan untuk melaksanakan 4C dalam kegiatan belajar mengajar oleh seorang guru setiap harinya, inilah sebuah nilai *kebagusan* dari seorang guru.

Dalam mendidik perlu kekompakan dan kesolidan sesama GTK. Tak kalah pentingnya adalah daya dukung sebuah "nilai" pada 4C tersebut, antar rekan sejawat dalam MGMP maupun lintas MGMP sebagai kunci sukses untuk melaksanakan HOT dan/atau HOTS dari guru kepada siswanya. Semoga membawa manfaat.

Salam berkemajuan!

😍

(@SMAMuhiYk/pk.08.30/KamisPahing/19/09/19/by FS)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post