Fitri Shofiyatun Nafidzah

Seorang yang akan terus belajar untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan bekal masa depan sebagai Generasi Bangsa "Pengharum Ibu Pertiwi". Karena ...

Selengkapnya
Navigasi Web
La Tahzan
Mengungkap Cerita Lama

La Tahzan

Oleh : Fitri Shofiyatun Nafidzah

#TantanganGurusiana46

La Tahzan = Jangan Bersedih

Sebuah buku kecil yang pernah beli saat baru menginjak perkuliahan, di Toko buku kecil namun kebanyakan mahasiswa pergi kesana entah karena jaraknya yang bisa di jangkau dengan jalan kaki saja.

2005 Silam.

FIA Si gadis Kampung yang menginjak kota Kembang terpaksa suka cita karena tujuan pendidikan. Berperawak kurus, kecil berkulit sawo matang, tidak jenius tapi cukup cerdas sehingga Universitas Pendidikan Negeri masih mau menerimanya melalui jalur SPMB atau Testing.

FIA Desire woman yang hidup sederhana sejak kecil yang tumbuh dalam asuhan kakek nenek dan seorang ibu yang tangguh.

FIA saat itu memang kurang didikan ayah namun sang kakek dan paman cukup memberikan banyak motivasi dan kontribusi. Hingga saat bertemu ayah ia sangat segan dan agak takut, padahal Ayahnya tak pernah meradangkan amarah dan menyentuhnya sedikitpun saat amarahnya membludak, mungkin karena dia perempuan.

FIA menjadi korban keluarga cemara yang terkikis karena orang tua tak harmonis selayaknya orang lain inilah yang menjadi salah satu penyebab dirinya Introfer dalam selimut senyuman. Ya dia memang sering menggunakan topeng senyuman itu.

Tapi dalam hiruk pikuk kehidupannya ia tak melepas hobby membacanya khususnya bacaan keislaman yang ringan, mungkin ini menjadi salah satu sifat yang terbentuk atas didikan pamannya yang memang kutu buku.

Semakin dia membaca buku itu semakin ia menunjukan perkembangan ke arah positif dan optimis dalam melangkah, ah... bukan karena itu pula yah karena buku-buku doa plus terjemahnya juga Al-Quran yang tak jauh darinya...ia makin tegar setegar bunga yang hampir layu dan tersirami kembali.

Sementara itu ia makin terbiasa dengan ujian, cobaan dan masalah yang bukan menjuruskannya kepada jurang kehancuran namun ia terus belajar bangkit dari keterpurukan... melaluinya dengan senyuman dan Husnuzan pada Khalik.

La Tahzan, Jangan bersedih... saya, kamu, kalian, kita pasti bisa.

Bukan berarti tidak perlu bersedih karena sesunggunya banyak yang harus disedihkan.

Next.

#cerpen

#FitriShofiyatunNafidzah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen dengan nilai semangat dan tidak putus asa. Bagus temanya. Penokohan yang kuat.

16 Feb
Balas

Terimakasih

16 Feb

Setuju, Jangan bersedih, cerpen yang memotivasi, Keren Bund, Sukses selalu buat Bunda Fitri

16 Feb
Balas

Terimakasih aamiin

16 Feb



search

New Post