Lidah, Jari, dan Paku

Peliharalah lidahmu, karena lidah lebih tajam dari pedang. Dulu pernyataan ini sering diucapkan orang tua pada anak-anaknya untuk mengingatkan agar selalu menjaga lisan. Mereka mendidik dan mengajarkan kita untuk dapat bertutur kata dengan halus, lembut dan sopan. Jangan sampai lisan kita membuat orang lain tersinggung apalagi sakit hati.

Mengapa demikian? Seperti yang kita ketahui bersama "lidah tak bertulang". Dengan seenaknya ia dapat menari-nari dalam mulut sambil meluncurkan kata-kata. Apabila yang punya lidah lagi bestmod, atau sedang kasmaran, kata-kata indah akan meluncur dengan derasnya. Sebaliknya, apabila sedang bedmod, kata-kata yang keluar tidak bisa dikontrol. Sindiran, caci maki, bahkan semua isi kebun binatang akan meluncur di antara dua bibir.

Pada masa kini ada satu lagi yang harus kita jaga. Apa itu? Jawabannya adalah jari. Saat ini komunikasi secara lisan mungkin berimbang dengan komunikasi secara tertulis. Rangkaian aksara tercipta dari hasil kelincahan jemari menari di atas keyped gadget yang dimiliki. Namun kualitas kata-kata yang muncul tetap sesuai mod yang membuat. Kalau mod baik, syaraf dari otak akan mengirim sinyal untuk menghasilkan kata-kata yang baik dan santun. Jika mod lagi kurang baik ? Anda pasti tau jawabannya.

Jadi...jagalah lidah dan jari jangan sampai ia menjadi seperti paku. Tahukan paku? Bila sudah kita tancapkan di dinding kemudian kira cabut. Bagaimana pun kita menutup bekasnya dengan tambalan, permukaannya tidak akan sama rata dan mulus seperti sebelum paku kita tancapkan.