“Time is money” ( waktu adalah uang). “ Waktu adalah pedang, jika kamu tidak bisa menggunakannya, niscaya pedang itu akan melukai dirimu sendiri”. Ini adalah ungkapan-ungkapan senada yang mengindikasikan  betapa berharga dan tingginya nilai waktu bagi kehidupan.    

     Waktu merupakan salah satu nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Kita mesti bisa menggunakannya sebaik-baik mungkin. Bukankah termasuk orang yang merugi  orang yang tidak bisa menggunakan waktu dengan baik ?. Hal ini digambarkan oleh Allah S.W.T  dalam surah “Al-‘asri ayat 1-3” yang artinya “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran”.

      Waktu yang sudah ditetapkan oleh Allah 24 jam sehari. Yang berjalan tiada henti tanpa melihat apa yang ada dibelakangnya. Maka kitalah yang bisa mengisinya dengan amal-amal yang bermanfaat. Yaitu amal-amal untuk menghubungkan kita kepada  Allah “Hablum minAllah” seperti ibadah-ibadah wajib Sholat,Puasa, zakat. Juga ibadah-ibadah sunnah, misalnya  membaca Al-Qur”an, puasa sunnah, zikir dan lain lainnnya untuk  membuat hati kita tenang dan tentram.

      Waktu juga bisa kita gunakan untuk melakukan  amalan-amalan yang bersifat “ Hablum min Annas”. Yaitu amalan yang dikukan untuk membina hubungan antar sesama. Seperti aktivitas mengajar bagi guru, belajar bagi siswa dan maha siswa, tolong menolong, hormat menghormati, saling berbagi dan lain-lainnya untuk kemaslahatan umat.

      Nabi Muhammad S.A.W bersabda “ Pergunakanlah lima sebelum datang lima perkara: Gunakanlah masa mudamu sebelum datang masa tua, masa kaya sebelum datang masa miskin, kesehatan sebelum sakit, masa hidupmu sebelum datang kematian”.

      Kesadaran akan pentingnya waktu tersebut, juga dimiliki oleh para “salafuna shalih” (Pendahulu Kita). Mereka mengungkapkan kesadaran itu dengan kata-kata yang Indah antara lain: “ Orang mukmin tidak bergerak melangkah kecuali untuk tiga perkara: membekali diri untuk akhirat atau mencari nafkah untuk hidup atau sekedar menikmati hal-hal yang tidak diharamkan”.

      Sehingga, kita dapat meneladani mereka dengan ungkapan nurani” Tiada waktu tanpa tilawah dengan Al-Qur”an, tiada saat-saat tanpa aktivitas yang diridhaiNya, tiada peluang kecuali bermanfaat”.

      Waktu.....oh waktu......demikian berharganya engkau. Engkau pergi tak bisa tuk kembali. Melangkah kedepan dengan arahNya. Hari-hari terasa cepat berlalu.....begitu ada......waktu digunakan untuk selalu....... bekerja.....bekerja ......dan bekerja. Hasil dari bekerja itu adalah uang sebagai materi yang diberi. Dari  konsekwensi bekerja  yang dianjurkan Allah S.W.T. Dan di sisiNya berharap menjadi nilai ibadah, mendapat pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

      Karenanya, sangat pantas dan wajarlah kita harus mampu memanfaatkan pemberian Allah S.W.T sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat. Sehingga waktu itu tidak terbuang dengan percuma dan leawat begitu saja tanpa “buah manis” bagi kehidupan kita.

      Caranya........? Bagaimana.......?

1.   Buat Planning. Buatlah perencanaan atau agendanya.

2.    Apa tujuan aktivitas itu.  Apa yang kita tuju dari aktivitas yang kita lakukan

3.    Bagaimana kita melakukannya. Cara yang kita tempuh untuk beraktifitas.

       Sebagai ilustrasi, jika ada seseorang kaya raya menawarkan kepada kita modal besar untuk diinvestasikan dalam sebuah bisnis mulia. Bahkan orang kaya itu menghibahkan pemberiannya kepada kita bukan pinjaman modal. Apa sikap kita dan bagaimana selayaknya kita lakukan terhadap modal tersebut ?.

      Karna harta modal itu  pemberian untuk kita, kita bebas bersikap dan mempergunakannya. Tetapi pantaskah kita berfoya-foya dengan harta itu ? Layakkah kita menyia-nyiakan hartanya ?. Bijakkah kita hanya berucap “syukron”( terima kasih ), tanpa ada upaya bagaimana kita bisa hidup wajar dan penuh keceriaan ?.

      Selaku orang bijak dan pandai berterima kasih, tentulah kita bisa memanfaatkan pemberian orang kaya itu dengan sebaik-baiknya.Manfaatnya bukan untuk kita, kemungkinan besar untuk orang banyak, juga bermanfaat untuk kehidupan yang berdimensi ukhrawi. Selaku orang beriman dan beragama, tentunya kita harus membuat planning yang tepat guna, sehingga pemberian orang yang banyak itu dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

       Keberasilan kita dalam membuat planning merupakan sebagian dari keberhasilan kita mencapai cita-cita dan tujuan mulia. Awali usaha kita dengan tekad, kemauan yang kuat. Kemudian bersihkan hati, ikhlaskan niat. Mulai pembuatan rencana dengan ungkapan verbal sikap ketundukan kepada Allah S.W.T, “Bismillahir-Rahmanir-Rahim”.

     Secara umum ada 5 tahap mengelola waktu secara efektif dan efisien:

1.    Selalu kembali pada misi hidup: mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan menolak hal-hal yang tidak penting, tidak terkait dengan tujuan hidup.

2.    Perhatikan peran kita: harus ada keseimbangan dalam mengerjakan peran sebagai individu, ibu (istri), ayah (suami),pendidik, pekerja.

3.    Tetapkan tujuan apa yang akan kita capai.

4.    Lakukan dengan integritas: jika sesuatu terjadi diluar rencana kita, mana yang harus didahulukan? Berfikir sejenak sebelum memberikan reaksi, selalu kembali pada tujuan hidup.

5.    Evaluasi . Terus belajar untuk mengatur waktu.

                               Semoga bermanfaat dari Fy