Sarah memejamkan mata dan menghela  napas panjang. 'Kau tahu, Mar? Itu sulit.. itu bagian tersulit'

Marisa menaikan bahunya. Lalu Sarah pamit pulang.

*

Sesampainya di rumah Sarah langsung membersihkan badan, mandi dengan air hangat membuatnya lebih rileks. Setelah selesai dia melirik jam dinding sudah pukul lima sore. Sebentar lagi dia harus berperan menjadi seorang istri idaman, istri yang sabar dan sukacita. Sarah membuka lemari es mengeluarkan bahan makanan yang bisa dimasak untuk makan malam bersama suaminya.

Sudah pukul tujuh. Makanan sudah tersaji di meja makan siap disantap sedari tadi. Sarah melihat handphonenya. Tidak ada pesan dan telepon masuk. Sarah menyalakan televisi. Entah apa yang ditonton, Sarah hanya perlu suara untuk menemaninya. Dilihat lagi layar handphonenya masih tidak ada pesan dan telepon masuk. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Dia coba untuk menghubungi David agar terlihat seperti istri yang mencemaskan suaminya. Dibuka lagi handphonenya tapi, dia tutup kembali. Sarah masuk kamar.

Tengah malam David pulang dalam kondisi lelah dan lapar  setelah lembur menyelesaikan pekerjaannya. Dia langsung menuju meja makan menikmati makanan sendirian. David senang, Sarah masih mau memasak makanan untuknya setelah pertemuan mereka tadi sore. Selesai makan dia mandi dan masuk kamar. David melihat Sarah sudah terlelap. Ingin sekali mengecup kening dan memeluknya tapi, Sarah langsung berbalik membelakangi David.

- bersambung -