Fransiska Fajar Tri Hartini

Fransiska Fajar Tri Hartini SPdSd lahir di Surakarta tanggal 4 Mei 1966 Mengajar kelas 5 di SD negeri Kemasan 1 No 64 Kratonan Serengan Surakarta Jawa Te

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa yang Kau Cari, Pak? (31)

Apa yang Kau Cari, Pak? (31)

Apa yang Kau Cari, Pak? (31)

Ada sedikit ucap yang kutahan. Tapi hatiku berkata, mungkin ibu tiri Mas Itok lah yang punya salah. Seperti yang diceritakannya padaku dulu. Ikut bergabung sarapan bersama Mas Bejo sebelum berangkat sekolah. Bukan nasi dan lauk yang di dapat tapi siraman secangkir kopi panas ke tubuhnya. Untunglah Mas Itok sudah berbaju seragam lengkap. Tak seperti hari biasanya. Pekerjaan rumah tangga terakhir yang dia lakukan adalah mengepel lantai bertelanjang dada.

Melihat ibu tirinya ke luar rumah, sesegera mungkin dia ikut bergabung Mas Bejo yang asyik menikmati sarapan. Hal yang tak pernah dia lakukan selama ini. Kesempatan emas, pikirnya. Sayang sekali dia tak menyadari kedatangan ibu tirinya yang tahu-tahu sudah di belakangnya. Aroma khas kopi menyeruak dari cangkir yang dibawa ibu tirinya. Namun tidak untuk disajikan di atas meja makan. Tapi mampir membasahi seluruh seragam putihnya.

Tak urung rasa panas yang mengguyur seluruh tubuh, ditahannya bersama air bening yang hampir saja meluncur. Bapak mertuaku yang melihat kejadian itu, bukan membelanya. Justru ikut menyalahkan Mas Itok.

"Anak tak tahu diri! Pekerjaan baru selesai, langsung saja seperti raja! Nongkrong ikut sarapan!" Sergah ibu tiri Mas Itok.

"Cepat, ganti baju sana! Masih juga diam saja!" Tambah bapaknya.

Aku bisa memaklumi bila rasa kecewa, terluka, dan direndahkan seperti itu masih bertengger di batinnya. Toh, semua pekerjaan sudah selesai. Mas Bejo sarapan tiap hari sebelum berangkat sekolah. Sedang baru kali ini dia ikut sarapan. Itu pun tak seperti Mas Bejo yang berlauk segala rupa.

Bersambung ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren kisahnya, walau penuh luka.. Menjadi pelajaran bagi ibu tiri yang baca.. haha.. Lanjuuut. Sukses selalu

08 Oct
Balas

Haha...trmksh mas gr

08 Oct

Duh, luka hati yang teramat dalam. Pantas Itok begitu. Lanjut, Oma

09 Oct
Balas

Btl say. Kasihan ya? He he...

09 Oct

Sabar ya Mas Intok.Selamat menunaikan tugas among tamu. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.

08 Oct
Balas

Trmksh p Dhe sht sllu

08 Oct

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

08 Oct
Balas

Sabar ya Mas Itok

08 Oct
Balas

Siaapp...mas Heru

09 Oct

Duh cantiknya bunda

08 Oct
Balas

Amin. Trmksh bunda

08 Oct

Duuuh jahatnya

08 Oct
Balas

He he...bgtlah, say.

08 Oct

Hampir di semua tempat, sifat ibu tiri identik dengan kekejaman. Saya juga pernah punya ibu tiri, dan rasanya tak pernah bisa damai

08 Oct
Balas

Bgt ya, Pak? Smga tak membawa luka

08 Oct

Duh cerita kang Jeng Mami..sungguh sangat mengharukan... lanjut Oma... Sukses selalu

08 Oct
Balas

Hahahaa...kanjeng mami kemayu ya, bunda?

08 Oct

Kisah Mas Itok yang bikin nyesek.... Lanjut, Bu. Salam bahagia.

08 Oct
Balas

Trmksh hadirnya bunda

08 Oct

Kanjeng mami Oma nggak seperti itu kan pada menantunya? Keren konflik kisahnya, Oma. Happy vacante. Salam literasi.

08 Oct
Balas

Ga bangettt, dong. He he...slmt berlbr jg pbIsak

08 Oct

Pantas Mas Itok begitu dendam. Sukses selalu untuk Oma.

08 Oct
Balas

Bgtlah bunda. Trmksh bunda

09 Oct



search

New Post