Apa yang Kau Cari, Pak? (50)
Apa yang Kau Cari, Pak? (50)
"Jadi ke pasar nggak, Dik?" Tanya Mas Itok membuyarkan lamunanku.
"Oh, iya Mas. Jadi. Aku naik sepeda sekarang, ya?" Ku segerakan mengeluarkan sepeda kayuh. Satu-satunya kenangan yang tersisa dari uang gaji yang ku peroleh saat kerja dulu.
Ala-ala Valentino Rossi, ku kayuh sepeda supaya cepat sampai. Ku beli barang sesuai rencana. Mencoba menahan keinginan mata dan hati melihat bawang merah, bawang putih, dan aneka sayuran segar yang sebenarnya tak mahal harganya. Hanya saja terbatasnya uang yang ku punya, semua ku tekan supaya membeli sedikit saja.
"Jamunya godong kates yang pahit atau beras kencur yang manis, Pak?" Tak sengaja ku dengar penjual jamu gendong yang ada di sebelah penjual sayur dari Tawangmangu, tempat ku belanja.
"Yang manis, dong. Kaya senyummu itu!" Suara yang sangat ku kenal menjawab dengan nada genit.
Bersambung ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Eh... eh.... Ada godaan baru datang ya? Makin seru haha....
Haha...pengin digoda, dia.
Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan
Tx
Wah, suara siapa. Jangan2....
Haha ...suara si mt keranjang itu pak...
Siapa ya? Keren ceritanya. Sukses selalu untuk Oma
Trmksh bunda