Pasti Aku Akan Sibuk
Pasti Aku Akan Sibuk
Pagi dan sore hari, minimal 2 kali saya melewati jalan utama. Relatif padat karena memang berada di sekitar kantor pemerintahan seperti kantor Kelurahan, Kecamatan, KUA, Pengadilan Agama, Koramil, Kantor Pajak Pratama, SMP & SMA Negeri, Puskesmas, Polsek, BRI, BNI, dan masih ada instansi lain.
Pun perusahaan swasta seperti Garuda Indonesia Airways, BCA, SD, SMP dan SMA Al-Islam, SD dan SMP Kristen Widya Wacana, SD Kanisius, BCA, Lotte Matt Grosir, Alfa Midi, dan masih puluhan perusahaan atau pun toko-toko lain, bahkan Toserba yang relatif besar di kota Sala.
Tak ayal lagi, tingkat kemacetan kadang kala menjadi tantangan tersendiri. Karena pengguna jalan ada juga bus-bus luar kota sejak ada pembangunan fly over di tempat yang biasanya dilewati bus tersebut. Untuk mengurangi kemacetan diberi jalan alternatif.
Hampir tiap hari saya lihat bus, sarana transportasi umum milik Pemda yang berada di jalur yang saya lewati. Tiap beriringan dan saya berada di belakangnya, tiap kali pula saya lirik tulisan di belakang bus tersebut. Bunyinya antara lain memohon kepada pengendara lain bila melihat pengemudi bus tersebut membahayakan, pengendara lain bisa menghubungi nomor HP yang tertera pada bagian belakang bus tersebut dengan menyebutkan nomor polisi bus tersebut.
Seketika pikiran iseng saya berkelana sambil tersenyum-senyum sendiri. 😄🤩 Tak apa lah, kan saya pakai masker jadi tak ada yang tahu kalau saya sedang tersenyum sendiri.
Mengapa hal itu terjadi? Hihihi...karena saya pasti akan super sibuk. Sibuk sekali menghubungi nomor tersebut untuk menyebutkan nomor polisi dari bus-bus itu. Tak lain dan tak bukan disebabkan hampir tiap bus yang itu membahayakan pengendara atau pun pengguna jalan lainnya.
Bagaimana tidak, bila di tiap perempatan yang sedang menyala lampu merah, mereka dengan sengaja nyelonong, menerobos, bersamaan dengan pengendara lain yang sedang menikmati lampu hijaunya.
Bahkan saya pun mengalami sendiri, saat berhenti di perempatan yang menyala lampu merah, bus itu membunyikan klakson dengan bunyi memekakkan telinga dan membikin kaget. Sebagai pengendara yang taat aturan, saya bergeming. Namun sopir dari bus tersebut tetap membunyikan klaksonnya. Kali ini ditambah dengan kondektur yang membuka pintu dan tangannya menggebrak bagian badan bus.
Kali ini menggelegak esmoci saya. Meski berseragam guru dengan emblim atau atribut nama dan lencana Korpri, mulut saya tak terkendali dan berkata: "Lihat dong, Pak. Lampu nyala merah! Kok bisa-bisanya orang lain berhenti digebrak-gebrak!" Setengah berteriak seperti kurang kendali saya ini.
Namun pengendara lain pun, yang sebagian besar kaum bapak, berpartisipasi untuk marah. 😄 Mereka juga berkomentar ria seperti yang saya ucapkan. Karena memang suara klakson yang mengagetkan itu cukup membuat telinga juga sakit.
Begitulah bila etika tak diterapkan di jalan. Tak hanya mengganggu, bisa juga mencelakakan pengendara lain yang tertib berlalu-lintas. Meski kita sudah taat, bisa jadi karena kecerobohan pengendara lain, orang lain pun terkena dampak berkurangnya keselamatan.
Bagaimana pendapat Anda, para gurusiners hebat?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Oma emang keren, berani menegur. Byk kecelakaan terjadi karena kelalaian org lain. Tp ngadepin org ky gn, emang bikin dilema. Kalau dlaporkan, nanti mereka ditegur bahkan dipecat, kasihan juga. Dibiarkan, makin se-mena2. Memang sekali2 perlu digebrag seperti yg Oma lakukan hihi....
Hahaaa ...bgtlah dilemanya say. Tp banyak yg kebangetan kok. Dengar ada bus dibakar massa jg kasihan aplgi sopir yg nabrak dihakimi, duhh...kasihan. Tp kok ya banyak yg jebangetan
Selalu ada pengendara yang ga beretika, atau semau gue. Nunggu dikeroyok pengendara lain baru diem, kaleee...hehe...
Btl bunda. Dengar/ lhr dihakimi masa jg kasihan tp banyak jg yg kebangetan sih
Sama sama
Trmksh mas Sandi