Fransiska Fajar Tri Hartini

Fransiska Fajar Tri Hartini, S.Pd.Sd., lahir di Surakarta tanggal 4 Mei 1966. Mengajar kelas 5 di SD negeri Kemasan 1 No. 64 Kratonan Serengan Surakarta Jawa Te...

Selengkapnya
Navigasi Web
Surat Cinta (25)

Surat Cinta (25)

Surat Cinta (25)

Dua puluh lima lembar surat cinta telah ku kirim padamu, anakku! Janganlah kau keraskan hatimu. Terlebih kau tegarkan tengkukmu dengan kesombongan. Jangan, anakku! Tuhan tak berkenan.

Anakku, lihatlah! Suamimu, anak lelakiku tak hanya mencari ke kota tempat tinggal kita. Bahkan ke kota lain pun dilakukannya. Tak ingin kau tersesat arah, sementara dua buah hati kau korbankan. Hari Sabtu yang lalu telah sampai di belahan kota lain. Bukan cuma mengejar cintanya yang hilang. Tapi keinginan mempertahankan bahtera rumah tangga kalian, begitu besar di hatinya. Janji suci di hadapan Tuhan selalu diingatnya.

Bukan karena aku ibunya lantas menganggap apa yang dilakukannya semua benar. Tidak anakku. Sama sekali tidak. Bahkan saat berselisih paham denganmu saja, aku tak pernah membelanya. Selalu aku berdiri di tengah hanya untuk menasihati kalian. Dan itu pun tak ku lakukan langsung saat kau sedang tak sepaham. Selalu ku tunda hingga suasana kondusif. Lebih seringnya beberapa hari setelah masalah kalian mereda. Dengan gaya 'sersan, serius tapi santai' ku beri sedikit wejangan saat kita dalam perjalanan makan malam ke luar rumah. Tak semua ketidaksepahaman kalian aku ikut masuk, meski nasihatku baik. Ku timbang penuh perhitungan bila akan berucap.

Bukan karena alasan apa pun. Hanya semata supaya kalian berlatih dewasa pikir dan tindakan. Toh, kenyataannya kalian sudah menjadi ayah dan ibu bagi dua cucuku. Jadi, memang sudah sewajarnya lah kalian bersikap dewasa. Mengingat usia kalian pun sudah di atas 31 tahun.

Sungguh, ku selidik hati dan tindakanku. Apalagi yang kurang dan harus ku lakukan padamu? Tak hendak ku tuntut supaya kau yang 'ngemong' aku, ibumu yang masuk senja usia. Bila aku mampu menjadi peredam dan pendoa baik untuk kalian, tiada secuil pun keberatan ada padaku.

Namun...kala kebimbangan menyergap, aku pun pernah tergoda. Hati yang bermonolog diobrak-abrik rayuan untuk mengungkit kekuranganmu. Yang kurang perhatian pada kesehatan dan gizi cucuku. Yang tak menjaga kebersihan tempat tinggalmu. Namun aku yang selama ini selalu membantu baik kesehatan anakmu maupun kebersihan rumahmu, senang hati dan merasa puas bisa melakukannya. Asal rumah tangga lurus berjalan pada rel Tuhan.

Baju cucuku yang selalu ku rapikan sambil bermain dengan mereka. Makanan kesukaan cucuku yang sering ku buatkan bersama ipar-iparmu. Mengajak anakmu belajar dari membaca, menulis, menggambar, dan lainnya. Mengapa semua itu seperti tiada berarti? Mengapa semua hilang musnah bagai dihempas bayu? Seperti keberadaanmu kini.

Seorang teman, beberapa tetangga yang tahu keseharianku bersama anak-anakmu selalu memujiku. Tapi aku tak silau dengan pujian. Ku lakukan semua untuk keluarga demi kebahagiaan kalian semua. Sayang seribu kali sayang, seperti menjaring angin. Semuanya sia-sia. Tak ada artinya bagimu.

Bersambung ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga semua doa dan harapan segera terkabulkan. Cucunda tercinta segera kembali pulang kepangkuan eyang tercinta. Aamiin.

25 Jan
Balas

Amiinnn...trmksh mas gr.

25 Jan

Oh, Oma. Peluk hangat

25 Jan
Balas

Peluk sayang, oma dr jauh say

25 Jan

Duh mereka belum juga membuka mata hati. Sabar, sabar, dan sabar oma. Selamat malam selamat beristirahat. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan. Si embul baru saja pulang bersama ayah dan bunda.

25 Jan
Balas

Trmksh p dhe

26 Jan

Tetap berprasangka baik kepada Allah. Dia akan membawa mereka pulang kembali. Aamiin

25 Jan
Balas

Amiinn...trmksh bunda

25 Jan

Harapan masih terbuka lebar. Semangat

25 Jan
Balas

Aminnn...trmksh mas Heru

25 Jan

Oma, turut larut dengan isi hati Oma. Peluk sayang dari jauh, semoga harap dan doa dari Oma akan dikabulkan Tuhan, aamiin.

25 Jan
Balas

Aminnn...trmksh doa & supportnya say.

29 Jan

Harapan itu tetap ada ya bun

25 Jan
Balas

Amiinn...trmksh bunda

25 Jan

Surat surat ini jadikan buku oma...surat dari oma...keren...Semoga oma selalu diberi kesabaran..aamiin

25 Jan
Balas

Amiinn...trmksh nang doa & supportnya

25 Jan

Kemana hilang nya dirimu menantu. Sampai segitu ya Allah. Semoga Allah melembutkan hati menantu oma

26 Jan
Balas

Semangat Oma sayang

25 Jan
Balas

Hanya kata "Sabar" yang bisa meredam semua sedih, walaupun mungkin saya sendiri belum tentu mampu. Sehat selalu Bu Siska

25 Jan
Balas

Tidak ada yang sia sia Oma. Suatu saat Allah mengijabah do'a dan harapan Oma. Tetap tabah dan ihktiar . Sehat selalu

25 Jan
Balas

Sabar, Ya Bu. Kadang kebaikan kita ga selalu diterima baik. Jangan lelah mendoakannya. Berkah Dalem.

25 Jan
Balas

Amiiinnn...trmksh doa & supportnya bunda. Berkah Dalem

25 Jan

Semoga luluh hatinya omaku, tetap semangat dan jaga kesehatan ya oma sayang

25 Jan
Balas

mantap keren cadas...cerita keren menewen, selam hayat harapan tak pernah padam...salam literasi sehat sukses selalu bunda Siska bersama keluarga tercinta

25 Jan
Balas

Trmksh p gr

25 Jan

Tak mudah menjadi Oma seperti saat ini. Hanya bisa berkata sabar dan tetap optimis mereka akan kembali.

25 Jan
Balas



search

New Post