Terbayar Sudah dengan Santet (1)
Terbayar Sudah dengan Santet (1)
Sore telah merangkak menuju senja. Untunglah tadi pagi aku sudah berputar ke sekeliling rumah. Sekadar menyampaikan kabar atau rencanaku malam ini bersama keluarga. Dengan sedikit pongah ku katakan pada tetangga bahwa aku akan menuruti keinginan bapak dan simbok pergi ke kota. Bahkan menginap di tempat penginapan yang ada di kota selama semalam.
"Hebat kamu, Le! Hidupmu sudah mapan sekarang. Mobilmu bagus, bapak simbokmu kau ajak melancong. Tapi mengapa harus menginap di kota?" Tanya Lik Dibyo, tetangga sebelah rumah berbasa-basi.
Aku tahu pasti, dia masih menyimpan rasa tak suka pada keluarga kami. Entah lah rasa apa itu. Tapi menurutku, rasa iri lah yang menguasai hati Lik Dibyo sekeluarga. Terutama istrinya.
Suatu saat pernah ku dengar dia membicarakan rasa irinya itu dengan Budhe Yuda. Jelas terdengar nada kebenciannya.
"Coba, Budhe pikir! Masa anaknya tukang kayu, kok kelima-limanya bisa kuliah semua! Nggak mungkin kan kalau dia nggak punya pesugihan." Berapi-api sumbu pendeknya tersulut amarah.
"Ah, kamu. Lihat itu istrinya, dia menerima pesanan makan siang dari pabrik-pabrik sekitar sini!" Jawab Budhe Yuda menasihati.
Budhe Yuda memang bukan tukang iri seperti Lik Dibyo. Dan dia pilih menasihati yang baik, bukan malah ngompori seperti kakak Lik Dibyo yang tinggal di sebelah rumahnya.
Bersambung ....
Cerita ini sudah lama ku tulis tapi belum pernah tayang ke blog 😄
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Oma gaul. Akhirnya bertemu lagi kisah yang sudah lama terhenti.. hehe. Lanjuuut. Sukses selalu
Trmksh mas gr. Mau nyoba horror lg. Hehe ...
Asiiikkk, ceritanya seru ni. Maaf telat bacanya, Oma. Hihi....
CLBK ini oma.. cerita lama bersemi kembali haha... sehat selalu oma cantiik...
Eh, santet ini say. Haha...
ceritanya bakal seru nih ada permainan sangat segala rupa. Lanjut bu Siska
Siap,.p Rochadi
Alhamdulillah. Menyimak dari awal. Gak usah ke blog juga gpp Oma. Langsung bukukan saja.
Siaappp, Bunda. Tp ini br perjalanan crt nyicil sedikit2 biar jd bukit buku. Hehe...
Mantap, ini Bu. Judulnya aja bikin kepo. Buku baru, yaa.... Salam sukses.
Amin....cb genre horor lg, Bunda
Wih seru nih
Cb horor lg p gr
Mantap bund
Bakal seru ini ceritanya. Lanjut Oma. Sukses selalu.
Siap, bunda
Mantap
Mau nyoba lg versi horor, Mas Sandi
Lanjutkan
Siaappp....