Terbayar Sudah dengan Santet (6)
Terbayar Sudah dengan Santet (6)
Anik berteriak memanggil kakak lelakinya yang juga masih ada di sekolah. Yadi, yang berkulit hitam legam, badannya tambun, lebih besar dibanding badanku. Tapi karena emosiku sudah bertengger di ubun-ubun, tak ada rasa takut lagi.
"Ada apa ini?!" Bentaknya.
"Tanya adikmu!" Balasku tak kalah garang.
Tongkat Pramuka ku ayunkan. Yang pertama menuju kepala Anik, selanjutnya aku membabi buta. Menyerang siapa pun yang ada di dekat situ. Semua kalang kabut bagai melihat tsunami. Ya, tsunami kemarahanku tak terbendung. Meski tak mengenai teman-teman adikku yang merundung tadi, tapi emosiku sudah surut.
Kembali pulang dengan berurai air mata. Bukan air mata kesedihan tapi ada penyesalan di sana. Antara rasa sesal kurang menjaga adik perempuanku satu-satunya dan rasa malu mengumbar emosiku. Duuuhhh, Gusti. Ampunilah aku. Tapi tak ada rasa maluku sebagai seorang laki-laki, sepanjang jalan mengurai air mata.
"Ada apa, Le? Kok nangis sambil bawa tongkat?" Sapa Pak Dhe Sastro yang berjualan gulai di depan pabrik tekstil Pak Abud, warga keturunan Arab di dekat rumahku.
Bersambung ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap kisahnya Oma gaul. Lanjuuut. Sukses selalu
Trmksh mas gr. Lbh mantap duren montong Jambi yg lg panen
Duh, kasihan sekali. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Nahh...tggu selanjutnya, say
Lanjut Bu, menarik..
Trmksh bunda
Kakak yang baiik.... sangat sayang adeknya... lanjuut... oma cantiik... sehat selalu...
Trmksh say. Sht sukses sllu
Kisah inspiratif bunda
Trmksh
Seperti baru saja melihat filmnya.
Film apa, Mas? Haha....
Kakak yang luar biasa.... Lanjut, Bu. Salam sukses.
Siaapp, bunda.