Fransiska Fajar Tri Hartini

Fransiska Fajar Tri Hartini, S.Pd.Sd., lahir di Surakarta tanggal 4 Mei 1966. Mengajar kelas 5 di SD negeri Kemasan 1 No. 64 Kratonan Serengan Surakarta Jawa Te...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terbayar Sudah dengan Santet (8)

Terbayar Sudah dengan Santet (8)

Terbayar Sudah dengan Santet (8)

Keluarga Pak Dhe Sastro juga salah satu yang tak membenci keluargaku dan menjadi pengikut si Rabiyem itu. Ah, meski hanya dalam hati ku sebut namanya dengan tidak hormat, kadang aku juga malu pada diri ini. Ajaran ibu penuh dengan sopan-santun. Tapi karena kesumat itu sudah merasuki pikiranku, maka aku pun tak peduli lagi.

Selesai satu masalah adikku dengan Anik, tak serta merta adem ayem hatiku. Karena Soni anak Pak Ketua RT tanpa tahu sebabnya memusuhi kakak sulungku. Di tengah jalan dicegatnya dia dan ditantangnya untuk duel, satu lawan satu. Kakakku, Petrus tak menggubrisnya meski harus merelakan kepalanya dipukul dari belakang dengan keras. Dia hanya bertanya mengapa Soni memusuhinya. Tentu saja tak ada jawaban selain sumpah serapah.

Ketika pulang dan mengadu pada bapak, aku yakin dia tak bermaksud menambah kisruh suasana. Terlihat sorot mata amarah dari bapak. Meski begitu dia tetap datang baik-baik ke rumah Pak Iman, Ketua RT untuk menjernihkan suasana. Paling tidak merukunkan mereka kembali. Sayang, Pak Iman kurang responsif. Maka maklumlah bila bapak menasihati Mas Petrus, kakakku supaya berani melawan bila Soni menantangnya lagi.

Kamis malam, setelah Mas Petrus mengantar nasi bungkus untuk dititipkan ke warung wedangan, muncullah Soni menantangnya kembali, satu lawan satu. Dia menyanggupinya dan menuruti kemauan Soni untuk datang di sisi timur tembok Keraton yang gelap gulita tanpa lampu penerangan.

Niat itu diutarakannya padaku setelah aku selesai mengajari Kenes mengerjakan PR. Kenes berusaha mencegah tapi kami tetap keukeuh untuk mendatanginya. Meski aku berjanji akan mengantar Mas Petrus sampai tempat pembuangan sampah dekat tempat itu. Gemetar seluruh tubuhku, antara takut terjadi apa-apa dengan kakakku dan menahan rasa amarah.

Bersambung ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asli jadi ikut gregetan Oma gaul. Pokoknya Mas Petrus harus menang.. hehe. Lanjuuut. Sukses selalu

16 Apr
Balas

Wakakkk...menanggg.. hrs menang!

16 Apr

Aduh... saya ikut gemeteran ini. Kereeennn ceritanya, Oma

15 Apr
Balas

Hahaa...jangan lari, say. Cm fiksi ini.

15 Apr

Lanjut Bu...

15 Apr
Balas

Siaappp, bunda

15 Apr

Aduuh.. jangan bertengkar... mantab oma cantiik... lanjuut...

15 Apr
Balas

Hehe...trmksh say. Sukses jg unt panj sklga

15 Apr

Kisah yang inspiratif bunda. Luar biasa

15 Apr
Balas

Trmksh p Tri

15 Apr

Kisah yang inspiratif bunda. Luar biasa

15 Apr
Balas

Kisahnya keren Bucan

15 Apr
Balas

Trmksh bunda

15 Apr

Oma ini mau duel ya

16 Apr
Balas

Hahaa ...duel di angan2 sj bund say

16 Apr

Duel bener nih.... Lanjut, Bu. Salam sukses.

15 Apr
Balas

Haha...biar crt tambah seru, Bunda

15 Apr

Harus di cegah agar tidak terjadi pertengkaran

15 Apr
Balas

Tp dia merendahkan trs kl ga dilawan, pak. Hehe...

15 Apr

Seru! Ditunggu lanjutannya.

15 Apr
Balas

Siap, p gr

15 Apr



search

New Post