Air adalah zat yang diciptakan oleh Tuhan sebagai sumber kehidupan bagi manusia. Tentunya kita sudah tahu bahwa tubuh sangat membutuhkan asupan air untuk keberlangsungan hidup kita setiap hari.

Menurut teori, kandungan air dalam tubuh manusia adalah sekitar 60%–70% dari berat tubuh. Air sangat penting bagi organ-organ dalam tubuh untuk bekerja dengan baik. Apabila tubuh kekurangan cairan, agar tetap dapat menyeimbangkan kadar air, maka tubuh secara otomatis akan mencari jalan mengambil sumber air dari komponen tubuh sendiri antara lain dari darah, akibatnya kadar air dalam darah akan berkurang dan darah menjadi kental. Pada akhirnya, perjalanan darah sebagai alat transportasi oksigen dan zat–zat makanan akan terganggu. Saat melewati otak, perjalanan darah akan terhambat, sel–sel otak yang seharusnya menerima asupan zat–zat makanan dan oksigen tidak dapat berjalan optimal dan lebih cepat mati. Keadaan seperti ini yang menyebabkan timbulnya beberpa penyakit seperti stroke (https://aetra.co.id/sahabat_aetra/detail/58/Air-dan-Tubuh-Manusia).

Disamping penjelasan tentang bagaimana manfaat air bagi keberlangsungan kehidupan kita di atas, selanjutnya saya akan mengupas tentang filosofis air itu sendiri bagi kualitas kehidupan kita sehari-sehari. Ternyata banyak pelajaran positif yang dapat kita ambil dari sifat air disamping manfaatnya bagi tubuh kita.

Pertama adalah sifat air yang selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sifat air yang pertama ini saya analogikan sifat sebagai seorang pemimpin, dimana seorang pemimpin atau dalam lingkungan pendidikan itu kita sebut dengan nama kepala sekolah itu harus mampu merangkul seluruh warga sekolahnya baik itu pegawainya, guru dan siswanya. Ia harus menjadi seperti air kepada bawahannya, yaitu selalu ingin mengetahui dan memahami setiap permasalahan yang dialamai oleh semua warga sekolah. Sebab tugas kepala sekolah tidak lagi hanya sebagai tugas tambahan melainkan tugas kepala sekolah adalah sebagai leader, sebagai menejer bahkan sebagai pelayan (civil servant) di sekolah. Jadi seorang kepala sekolah itu bukan pejabat yang hanya duduk dibalik meja dan tau perintah saja.

Kedua adalah sifat air yang selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Sifat air yang kedua adalah saya ibaratkan sifat sebagaimana sifat seorang guru atau pendidik. Sebagaimnaa penjelasan dalam UU Guru dan Dosen, guru adalah tenaga profesional dengan tugas pokoknya mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik di satuan pendidikan. Sebagai seorang yang profesional tentunya wajib memiliki beberapa kompetensi atau kemampuan sebagai seorang pendidik, minimal memiliki kompetensi dasar yakni pedagogik, pengetahuan, kepribadian dan sosial. Sebagaimana sifat air yang selalu mengisi ruang-ruang yang kosong, seorang guru juga harus mampu memahami serta memenuhi apa yang menjadi kebutuhan peserta didik. Artinya seorang guru harus lebih tahu dan paham daripada peserta didiknya, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Apalagi di saat masa pandemi covid 19 ini pembelajaran di sekolah sekolah dialihkan ke model pembelajaran Daring atau kita sebut dengan BDR (belajar dari rumah), tentunya lebih banyak dan intens menggunakan media tekhnologi dan komputer.

Ketiga adalah sifat air yang selalu mengalir ke muara. Sifat air yang ketiga ini saya analogikan sebagaimana sifat seorang siswa atau peserta didik. Jika kita perhatikan aliran air di sungai ataupun di selokan, air akan terus mengalir menuju muaranya walaupun di depannya begitu banyak hambatan dan rintangan seperti batu, kayu, semak-semak dan sebagainya, namun cepat atau lambat air tersebut akan tetap terus mengalir menuju tempat pemberhantianya.Sifat air inilah yang perlu dimilki oleh seorang siswa atau peserta didik dalam setiap langkah meraih cita-cita yang diinginkan. Sifat rasa percaya diri, semangat yang tinggi serta keyakinan yang besar sangat diperlukan dalam setiap perjuangan serta dalam meraih setiap kesuksesan. Semoga kita semua bisa menjadi seperti air bagi keberlangsungan kehidupan kita, sekarang, nanti dan akan datang.