GAGAR RUSI AHWATI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MEDIA GURU MEDIA BELAJAR MENULIS PARA GURU

MEDIA GURU MEDIA BELAJAR MENULIS PARA GURU

Kegiatan IN 2 Pelatihan Guru Menulis Opini berlangsung penuh semangat. Pada pertemuan ke dua ini peserta dijelaskan bagaimana menulis opini yang baik. Opini dikatakan baik jika sudah dianggap layak oleh redaktur dan dimuat di Koran.

Untuk itulah guru hendaknya harus banyak membaca untuk menambah wawasan, sekaligus memperkaya perbendaharaan kata. Begitu juga tema opini harus menarik dan sedang menjadi pembicaraan masyarakat, misalnya alih kelola SMA dan SMK kepada Dinas Pendidikan tingkat Provinsi, serta komite sekolah diperbolehkan menarih pungutan kepada oorang tua murid. Disini, kepekaan guru terhadap permasalahan pendidikan sangat dibutuhkan agar opini yang dihasilkan menarik untuk dibaca.

Pada kenyataannya, ada guru yang pintar, mau belajar. Ada guru yang pintar, tapi tidak mau belajar. Ada guru yang tidak pintar mau belajar. Diajak pelatihan pasti dia mau. Ada guru yang tidak pintar, tidak mau belajar. Terhadap mereka, tidak usah diapa-apakan, dibiarkan saja sampai pensiun. Kondisi yang demikian inilah selayaknya harus ditinggalkan jika ingin menjadi penulis opini yang baik.

Menurut nara sumber pelatihan, Mohammad Ihsan, Melalui Media Guru, para peserta pelatihan didorong untuk menjadi penulis sekaligus pendidik yang bisa berbagi informasi tentang permasalahan pendidikan, untuk kemudian bisa menginspirasi terjadinya perubahan, baik dibidang pembelajaran maupun pengelolaan pendidikan dalam arti luas.

“Kita sudah memulai langkah yang tepat. Kalau anda mau jadi orang yang sukses anda harus berani memulai. Saya berharap tulisan anda bisa masuk ke Media Guru sebagai langkah untuk memulai menjadi orang yang berhasil daripada sebelumnya,” Ujarnya.

Kendala utama yang sering ditemui penulis pemula adalah biasanya ide berhenti ditengah jalan.belum lagi setelah tulisan dikirim, ternyata ditolak, dinilai tidak layak muat oleh redaksi, akhirnya putus asa. Untuk itulah, dalam kegiatan hari ini, minggu (12/2), di Unesa, peserta diharapkan menggunakan segenap kekuatan yang dimiliki untuk menarik tali kekang agar menghasilkan tulisan yang baik. Ingat, Guru adalah profesi yang paling dekat dengan kegiatan literasi, salah satunya adalah menulis..

“Biasanya keyakinan akan muncul banyak membaca. Jika kita tidak membaca, tidak punya waktu untuk membaca, maka anda selamanya tidak akan pernah menghasilkan tulisan yang bisa menginspirasi orang lain. Karena pada hakekatnya tulisan itu berfungsi sebagai informasi bagi orang lain,” Katanya lebih lanjut.

Masih menurut praktisi media ini, Benyamin Franklin mengatakan: jika anda tidak ingin dilupakan, anda harus melakukan 2 hal, yang pertama anda menulis yang orang senang membacanya, dan menghargai karya kita. Serta yang kedua anda harus melakukan hal yang besar. Kita harus melakukan keduanya.

Di hadapan 34 orang peserta dari Surabaya, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, Blitar, Tuban, Kediri, dan Pasuruan, nara sumber mengingatkan bahwa, pada prinsipnya: “Guru mati meninggalkan buku, untuk itulah mari kita buktikan bahwa kita adalah penulis hebat yang lahir dari kelas hebat,”

Eko Prasetyo mengoreksi sedemikian rupa hasil tulisan peserta, sehingga menjadi opini yang baik. Beberapa resepnya yang sudah diungkapkan pada IN pertama Minggu lalu diucapkan kembali untuk merefresh ingatan peserta [GRA]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post