Kamis, 9 Feb 2017.

00.25 W.I.B

Ibu,

Berbeda itu indah. Biarkan kami dengan perbedaan yang menyatu. Biarkan kami menyatu meski dalam perbedaan. Tidak perlu bersusah payah menyamakan kami. Jangan buang saat istirahatmu dengan menyuruh seseorang untuk menyeragamkan kami. Biarkan kami berkembang dengan keragaman intelegen dan kepribadian masing-masing.

Kami butuh kebijakanmu yang mendamaikan. Bukan yang meresahkan. Bukan pula yang merenggangkan apalagi memisahkan kami. Kenapa ibu sedikit menggunakan logika, sebaliknya malah banyak menggunakan perasaan marah? Bagaimana ibu bisa memupuk rasa dendam terhadap guru-guru berlama-lama?

Siang ini kami seperti ditimpa bom yang langsung melumpuhkan kegiatan pembelajaran. Saat ibu kepala sekolah meminta dua orang teman kami maju ke mejanya untuk menerima SK rotasi. Mereka berdua merobek amplopnya dengan tangan gemetar, dan membacanya dengan suara lirih menahan tangis.

Kenapa mereka harus hijrah ke tempat lain, yang belum tentu menjanjikan kenyamanan hati? Apakah hal itu hanya karena dipicu oleh perbedaan cara pandang terhadap hal-hal kecil denganmu? Kenapa ibu selalu bersusah payah menjadikan kami robot? Robot yang selalu mematuhi perintah tanpa pikir dan tanpa hati? Bukankah kami juga mahluk sempurna yang diberi pemikiran dan perasaan? Kita juga hidup di negara yang bebas berpendapat. Kenapa hanya di tempat sekecil sekolah kita, kami tidak boleh berpendapat dan menyampaikan perasaan kami?

Ibu, sesungguhnya berbeda itu indah.