Martini kian hari makin terkenal. Semakin absurd hal‐hal yang dilakukan, semakin banyak orang membicarakannya. Zaman sekarang manusia lebih memilih sesuatu yang tabu untuk dijadikan bahan candaan, olok‐olokan, dan hinaan. Manusia‐manusia penderita disfungsi kreativitas membutuhkan pelampiasan depresi maka sumpah serapah di media sosial yang akan menjadi karya mereka. Martini merasa tak apa menjadi objek manusia‐ manusia seperti itu. Baginya yang penting pundi‐pundi cuan terus menggelembung.

Kehadiran Dave di kanal Youtube Martini semakin menambah follower dan subscriber‐nya. Perlakuan mesra bule tampan itu membuat iri dan kesal, bahkan jijik orang‐orang yang menonton. Namun aneh, penggemarnya malah bertambah. Berita‐berita terkait Martini dan Dave selalu ramai dikunjungi, hujan komentar pun menderas, mengalirkan rupiah pada media.

Media kembali mencuatkan nama Martini dan Dave. Martini hamil. Semua kegiatan yang berhubung dengan kehamilannya disiarkan live streaming. Mulai dari pamer testpack bergaris dua merah yang melawan logika publik hingga memborong susu khusus ibu hamil turut meningkatkan jumlah pengunjung dan komentar. Bahkan, iklan dan endorsement semakin menggila. Martini alias Martono dan Dave menyambutnya dengan tos tinju selayaknya sesama lelaki, merayakan kanal Youtube mereka yang menjadi trending topic selama tiga minggu berturut‐ turut. Istri dan anak‐anak mereka yang sudah terlatih hidup dalam keabsurdan itu turut bersuka. Apalagi ayah‐ayah mereka sudah berinvestasi mempersiapkan masa depan mereka, dari hasil sumpah serapah dan hinaan manusia‐ manusia lumpuh kreativitas yang terbukti menggemari mereka.

#Day16