Aku tidak seberapa paham mata pelajaran ini. Bagiku seperti belajar membaca dan menulis pada level yang berbeda. Semua karakter harus diperhatikan. Salah penempatan, penulisan atau lupa satu karakter saja, akan menyebabkan error. Ini melecut rasa penasaranku. Aku merasa tertantang menaklukkan si error. Ternyata teman-temanku pun demikian.

Sesi yang paling kami sukai adalah latihan, karena rasanya seperti bermain game. Bu Ana, guruku, kembali mengingatkan hal-hal penting dalam menulis program, seperti jangan memisahkan pasangan parenthesis curly karena mereka jodoh sehidup semati. Jika tidak dipasangkan dengan pasangannya, kode program yang ditulis akan error saat di compile.  

Semua bergegas mengerjakan latihan, kecuali Amran yang  bengong saja menatap layar laptopnya, nanar. Bu Ana menyadari hal itu, lalu menanyakan mengapa Amran bengong saja. Amran mengatakan bahwa ia iri dengan parenthesis curly yang tidak boleh dipisahkan, sementara ia dan pacarnya dengan mudahnya dipisahkan, padahal apa pun yang diminta si cewek, sekuat tenaga ia tunaikan dengan penuh cinta. Menurut pengakuan Amran, ia dan pacarnya pisah karena ditikung oleh teman sendiri. Teman-teman mendengarkan cerita Amran dengan mode senyap dan senyum-senyum, mengingat Amran sering membangga-banggakan pacarnya. Tetiba Hasyim yang sering diejek Amran karena prinsip jomblo berkahnya nyeletuk, ”salah sendiri yang dijagain  jodoh orang mulu, noh…Yang Menciptakan jodoh dong deketin!”. Sontak semua tertawa termasuk Amran yang sedang patah hati.

#Day23