Aku terpana membaca untaian kata-kata yang dirangkainya. Kalimat pembuka yang indah, berpagutan dengan kalimat berikutnya mengalir seperti air. Kalimat-kalimat itu bak pasir dan semen membangun paragraf yang kokoh menyatu. Paragraf demi paragraf berjalinan menyuguhkan sebuah kisah dengan apik. Kisah itu dengan mudah menghambur ke dalam ruang khayal, membawa pembacanya hanyut dalam alur cerita. Ia benar-benar lihai. Aku terpesona dibuatnya.

Dugaanku, ia pasti telah banyak berlatih, mengingat menulis bukanlah bakat semata melainkan keterampilan. Aku merasa iri dan semakin bersemangat berburu ilmu menulis ini. Beberapa orang bilang membaca sebanyak-banyaknya adalah modal untuk dapat menulis.

Demi memperluas wawasan tentang menulis, aku berselancar di dunia maya yang sudah sejak lama menjadi tempat bermainku. Aku memang kerap mampir di aplikasi webtoon dan wattpad, menikmati untaian kata-kata yang memanjakan fantasiku. Namun kali ini aku fokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan menulis. Terkadang aku mengunjungi si penulis meski hanya pada kolom komentar, untuk sekedar berucap terima kasih karena mereka mau berbagi buah imajinasinya. Kelihaianku berselancar membawa pada kenyataan yang tidak indah. Kelihaian itu membunuh rasa iriku padanya yang piawai merangkai diksi menawan dan bermakna. Kian hari suguhan ceritanya terasa biasa saja. Frasa yang ia sajikan sudah sering aku baca berkali-kali di beberapa website dengan nama penulis yang berbeda dengan namanya. Karyanya menyalin yang sudah ada, aku kecewa.

#Day8