Sofie

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
                           MERDEKA ATAU MERDEKA!

MERDEKA ATAU MERDEKA!

Pagi itu seperti biasa saya membaca share dari beberapa komunitas whatsapp. Semua group berbicara tentang kemerdekaan. Hampir semua orang merasakan kegembiraan menyambut hari kemerdekaan negara kita yang ke-72. Ujud rasa syukur ada pada gambar, video, bahkan puisi. Namun ada yang mengegelitik hati saya dari sebaris kalimat tentang makna merdeka.

“Merdeka, begitu penjelasan Bung Karno, adalah jembatan emas menuju masyarakat yang adil dan makmur. Jelas bahwa Bung Karno tidak menganggap merdeka hanya semacam status, hasil akhir atau kata sifat belaka. Lebih dari itu, merdeka merupakan prasyarat untuk mencapai hasil akhir yaitu masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Hanya dengan bekerja mengisi kemerdekaanlah kita bisa mewujudkan visi Bung Karno.”

Makna yang diutarakan oleh Bung Karno sangat dalam dan merambah ke semua lini (bagian). Saya yang dibesarkan di daerah pemukiman kumuh, tepatnya di daerah Tambora Jakarta Barat, banyak rumah burung (istilah rumah yang terbuat dari asbes dan kayu). Hidup tidak tenang, bukan hanya ancaman bahaya dari api (daerah yang sering terjadi kebakaran) namun juga ancaman bahaya digusur sewaktu waktu oleh pemerintah. Hati kami terus diliputi ketakutan dan kecemasan. Apakah itu yang dimaksud dengan kemerdekaan? Hampir sebagian besar pekerjaan mereka buruh kasar atau pedagang asongan, hingga dunia pendidikan tidak tercium aromanya. Kata MERDEKA bagi kami hanyalah makna lahiriah saja, yaitu terbebas dari penjajah Belanda. Namun demikian kami tetap merayakan hari kemerdekaan negara tercinta ini dengan berbagai lomba, seperti umumnya lomba balap karung, memasukan benang ke jarum, dan lain-lain. Hilang sesaat kecemasan kami. Kemudian saya melanjutkan membaca kalimat dari whatsaap dan lebih miris lagi.

“Manusia yang MERDEKA itu bukan manusia yang hanya mampu bersikap BAIK, bukan juga manusia yang hanya mampu BIJAKSANA, tapi manusia yang mampu bersikap BIJAKSANA ”.

Saya tidak dapat menterjemahkan kalimat di atas, hanya doa yang dipanjatkan untuk saudara-saudaraku yang bermukim di tempat kumuh semoga makna MERDEKA dapat dirasakan dalam kehidupan nyata. Hingga cita-cita Bung Karno tercapai menuju masyarakat yang adil dan makmur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Merdeka!!!

17 Aug
Balas

"Manusia yang MERDEKA itu bukan manusia yang hanya mampu bersikap BAIK, bukan juga manusia yang hanya mampu BIJAKSANA, tapi manusia yang mampu bersikap BIJAKSANA." Mungkin maksudnya baik dan bijaksana ya.

18 Aug
Balas



search

New Post