Hari ini, Minggu pagi yang mendung di awal Desember 2022. Masih hari ke-4, bekas jejak bulan sebelumnya enggan beranjak. Menelisik kembali hari –hari di akhir bulan November, sedikit kontemplasi. Garis besarnya adalah HUT PGRI ke-77 dan peringatan Hari Guru Nasional. Ada apa? Sedikit berbeda dengan hari-hariku sebelumnya, tak sekadar mengajar, mengerjakan tugas kedinasan serta tugas “domestik”,  ada beberapa hal yang lumayan memberikan catatan tebal di bulan Novemberku tahun ini.

Di awal bulan November, aku masuk sebagai salah satu dari 32 finalis lomba pemgembangan modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang diselenggarkan oleh PGRI Kabupaten. Sedikit terkejut, mengingat modul itu kusiapkan hanya dalam waktu tiga hari. Berkompetisi tanpa kategori jenjang tempat mengajar, membuatku berada di kumpulan guru hebat dari SD, SMP, SMA, SMK, bahkan PAUD dan TK. Sebuah pengalaman pertama “ adu mekanik” dengan mereka semua tanpa membedakan jenis mata pelajaran dan level sekolah. Saat tahap akhir, presentasi di depan dewan juri, aku merasa semua keren. Kuputuskan bahwa apapun hasilnya aku sudah berusaha dengan maksimal. Tak terlalu mengecawakan, aku mendapatkan penghargaan sebagai peserta dengan tampilan presentasi terbaik. Kategori yang belum pernah aku dapatkan seumur hidup. Ini adalah kali pertama, dan aku mensyukurinya.

Minggu kedua, aku ke Jakarta ikut sebuah even yang diselenggarakan oleh Media Guru. Aku menemukan bahwa Jakarta masih sama,  sejak terakhir kali aku mengunjunginya, satu setengah tahun silam. Bertemu dengan para pendidik yang suka menulis, membuatku terinspirasi, setidaknya ada banyak makhluk yang membuatku merasa bahwa aku tidak sendiri. Menjadi guru, menjadi pengajar, menjadi pendidik, yang suka corat-coret, meski seringnya hanya di status WA atau story di IG dan FB. Hihihi. Ah tak juga, banyak sekali orang hebat di even itu. Semua punya buku yang telah diterbitkan dan ber-ISBN. Mereka para pegiat literasi yang membumikan kegiatan baca tulis di sekolah dan daerah masing-masing. Dua jempol tak cukup untuk menghormati para guru jawara itu.

Minggu ketiga aku mengikuti lokakarya terakhir (lokakarya ke-9) dalam Program Pendidikan Guru Penggerak yang aku ikuti. Lokakarya kali ini jauh berbeda dengan lokakarya sebelumnya. Tak hanya perkara tempat, serta fasilitas yang tak lagi di hotel seperti loka 1 sampai 6, tetapi di loka terakhir inilah kami menuntaskan semua tugas sebagai calon guru penggerak angkatan 4. Beberapa kegiatan kami laksanakan, mulai penyusunan Rencana Tindak Lanjut beserta revisinya, penandatanganan komitmen bersama, serta pembentukan pengurus dan perwakilan  komunitas angkatan.

Minggu terakhir di bulan November, saatnya perayaan peringatan Hari Guru. Di sekolah aku mendapatkan beberapa “kado” dari para murid. Yang paling mengharukan adalah piala sebagai juara 1 Best Teacher Ever. Semoga ini adalah doa dari para murid dan akan diijabah oleh Tuhan. Sekali lagi, sebagai peringatan bahwa guru bukan profesi biasa, tak sekadar cari cuan, tetapi tanggung jawab besar tetap membayang. Pada tanggal 27 November aku mendapatkan undangan dalam apel akbar PGRI Kabupaten untuk menerima piala dan sertifikat dari lomba modul yang aku menangkan. Bersalaman dan mendapat ucapan selamat dari Bupati, senang juga. Alhamdulillah, terima kasih untuk semua yang membuatku sampai di titik ini. Tak lupa berbenah, semoga hidup berjalan dengan makna, menebar manfaat untuk sesama. Selamat jalan, November. Selamat datang, Desember.

Minggu sendu di kamarku, 04 Desember 2022.