Cakar Ayam Buatan Siska
Tantangan menulis 30 hari#gurusiana# hari ke 28
Cakar Ayam Buatan Siska
Siska terlihat murung, seharian dufuk termenung di teras depan. Ibu yang melihat , lalu mendekati , duduk disebelah Siska. " Putri Ibu yang cantik kenapa niih?" tangan Ibu membelai lengan Siska lembut. " Siska sedih Bu, lebaran tidak bisa pulang ke rumah Nenek, Siska kangen sama masakan Nenek. Kenapa harus ada corona corona sih Bu?" rajuknya.
Memang sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga Siska, setiap hari raya tiba, pasti pulang mudik ke desa tempat Nenek tinggal. Desa yang jauh dari kota. Sepi, tetapi Siska suka. Saat di desa Siska sering bermain ke sawah, ada sungai kecil, airnya bening, mengalir diantara batu batuan yang berserakan ditengah sungai. Puas bermain air, memetik sayuran di ladang , ada banyak tanaman ubi jalar dan singkong. Juga bisa minum air kelapa muda yang diambilkan paman Sadi. Segarnya. Kalau di kota mana bisa Siska mendapatkan pengalaman seperti itu.
Siska tergeragap, ternyata dia ketiduran, Ibu tidak ada di sampingnya. Ketika masuk dapur , Ibu sedang membuat masakan untuk menu makan siang. Dilihatnya ada satu kantong plastik ketela rambat. " Bu, bolehkah ubi ini kumasak?" izin Siska. "Tentu saja boleh sayang. Memang Siska mau buat apa?" Tanya Ibu. "Lihat saja bu, dijamin Ayah nanti senang deh jajan buatanku!" pede Siska. Segera dia beraksi. Pertama , ubi jalar itu dikupas, cuci, lalu diparut pakai parut seredek, kemudian Siska membuat adonan dari tepung terigu, mentega dan sedikit gula pasir, lalu ubi jalar yang sudah di parut tadi dimasukkan ke dalam adonan, campur rata. Dan siap digoreng.
Dengan bangga Siska menyajikan Kue "cakar ayam" di meja ruang keluarga, dengan es kelapa muda yang dibawa Ayah sepulang kerja." Hmmm...lezatnya cakar ayam ini, buatan siapa Bu?" Siska tersenyum, " Tebak Yah, buatan siapa?" Ayah melihat ke arah Ibu.Ibu mengangguk. " Oh ternyata putri Ayah luar biasa ya, sudah pinter, cantik , juga pandai memasak!" puji Ayah bangga. Siskapun memeluk Ayahnya manja. " Yang ngajarin Nenek Yah, kapan kita ke rumah Nenek?" rajuknya. " Pasti anak cantik, berdoa saja semoga pandemi ini segera berakhir" kata Ayah sambil mencomot kue cakar ayam lezat buatan Siska.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
TrrTerimaka ilmunya, jadi pengen coba
Terima kasih sudah singgah
Terimakasih ilmunya jadi pengen coba
Ceritanya keren ibu cantik.. Siska hebat bisa memasak cakar ayam yang enak dan keren juga.. Sukses ibu.. Salam
Iya..menghilangkan kejenuhan
Mantap bu
Terima kasih bu
Mantap siska, pantas dia rindu ingin ke kampung dan ketemu dengan neneknya, karena nenek siska pandai memasak. keren bunda ceritanya, saya juga kepingin belajar membuat cerpen. sukses selalu y bunda.
Ayo buu...sy jg baru belajar...salam literasi...terima kasih bu Eva
Mantap bu, mau dong caker ayamnya buatan siska
Mantap bu, mau dong caker ayamnya buatan siska
Ayo buat..gampang kog
Semakin keren bu...lanjutttt
Terima kasih bu...belajar buat cerita anak
hemmm... kayaknya enak bangeet ya bund
Iya bu drpd roti, bosan