TANGIS
Pagi ini tangis anak ragilku sudah mewarnai Jumat pagi. Penyebabnya pun biasa. Pertengkaran sepele dengan kakaknya. Si ragil yang masih Lima tahun mengekspresikan kekesalannya lewat jerit tangis. Walau kadang sebentar, terkadang membuat gaduh suasana rumahku yang mungil.
Bagiku tangis anak adalah nyanyian indah. Lebih indah dari burung Muray juara sekalipun. Rumah tanpa tangis anak adalah ruang hampa tanpa Rona ceria. Tangis anak membuat kami merasa komplit jadi orang tua. Merasa sempurna jadi ayah Dan ibu.
Sekian tahun lagi, saat anak sudah beranjak remaja takkan lagi terdengar tangisnya. Takkan lagi terdengar jeritannya yang melengking. Mungkin mereka masih menangis, namung tangisan anak yang telah remaja tentu beda dengan tangis anak balita.
Saat anakku tak lagi menangis dengan suara tangis bocahnya itulah, mungkin Akan kurindukan suara tangisnya. Rumah akan sepi. Apalagi jika mereka sudah terbang melanjutkan study ke Kota lain, atau bahkan sudah menikah Dan menetap di Kota berbeda. Saat itulah suara tangis anak-anak menjadi sebuah senandung paling dirindukan.
Ah, tapi itu masih lama. Masih Ada dua tiga tahun lagi aku menikmati tangis anakku. Masih Ada waktu memeluk Dan menghapus air mata di pipinya yang bulat. Senandungnya masih menghiasi pagi, siang, Dan malamku di usia yang menanjak senja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah.... Semangat pak giri Teruskan..... (Jangan tiru sy yg sering absen) Salam literasi
Setuju pak...selagi anak masih kecil kita nikmati tangisannya..nanti ketika mereka sudah besar kita tidak lagi mendengarnya...salam literasi
Setuju Bu. Salam literasi
Tangisan yang merindui
Betul bu Yuyun
Matur nuwun ustazah Min, sdh mengajak saya masuk gurusiana. Salam literasi