Apa yang akan ku ceritakan dengan judul seperti di atas ?

Ya, aku akan menceritakan sebuah kejadian yang ku pikir itu tidak lazim

Di kampung ku, tepatnya di daerah Bengkulu.. Ada sebuah kejadian, dimana seorang perempuan dinikahkan dengan laki-laki yang sudah meninggal..

What? Bagaimana itu bisa terjadi?

Sedikit ku jelaskan alur cerita nya..

Sekitar 1 bulan yang lalu, ada sepasang kekasih yang hendak melangsungkan akad pernikahan..

Semua nya sudah dipersiapkan dengan baik.. Semua orang sibuk dengan bagian tugas nya masing-masing, bahu-membahu untuk mensukseskan acara bahagia ini..

Begitu pun dengan kedua mempelai, dengan perasaan yang bercampur aduk, antara senang, cemas, dan lain sebagainya bercampur jadi satu.. Mereka sudah sangat tidak sabar menanti hari bahagia mereka tiba..

Namun..

Nampaknya, semesta berkata lain..

Tepat sehari sebelum Hari-H akad pernikahan mereka berlangsung, sang mempelai pria mengalami kecelakaan yang fatal, hingga merenggut nyawa nya.. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan sang mempelai wanita nya pada saat itu.. Semua orang kelimpungan, kejadian yang amat sangat memukul mental..

Aku mengira, prosesi akad pernikahan tidak akan terjadi, dibatalkan sebab mempelai pria telah meninggal dunia, tapi ternyata akad pernikahan tetap dilangsungkan walau dalam keadaan sang mempelai pria nya sudah meninggal dunia, para tetua dusun beranggapan nanti status sang mempelai wanita adalah cerai mati..

Mengapa tetap dinikahkan dalam keadaan seperti itu?

Rupanya, sebab sang mempelai wanita nya sudah tekdung duluan, alias mengalami kecelakaan dalam hubungan mereka, itulah sebab nya mereka tetap dinikahkan..

Tapi, sampai saat ini aku belum bisa menerima dengan akal pikiran ku, apakah kejadian seperti itu di perbolehkan dalam agama kita ?

Aku belum mencari tau lebih lanjut perihal ini..

Wallahu a'lam..