Agus Hidayat

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TIDAK TEPAT

“ Mengapa kamu datang pada waktu yang tidak tepat?”, gerutu Dayat pada mriyangnya yang menurutnya sangat tidak tepat kedatangannya. Sakitnya itu datang tiga hari lalu hingga saat ini belum juga menyingkir. Saat dia harus sibuk jadi panitia pengajian akbar di alun alun. Saat dia sudah sanggupi untuk presentasi jadi nara sumber di dua tempat, saat empat hari mendatang akan terima lamaran untuk putri keduanya. Juga saat harus dikejar deadline tulisan untuk bukunya yang pertama. “Sungguh timing yang tidak tepat”, gerutunya lagi. Dia ingin makan semua obatnya sekalian, biar sakit yang dikeluhkaannya segera sirna. Tapi dia segera sadar, bahwa itu pasti akan menambah runyam segala urusan. Kadang muncul pemikiran menyalahkan, kenapa workshop kurikulum harus segera dilaksanakan sementara akhir tahun pelajaran masih lama. Ah..tidak, bukankah workshop itu dilaksanakan juga karena atas saran dari dirinya. Workshop kurikulum untuk tahun pelajaran 18/19, baiknya segera dilaksanakan karena akhir tahun pelajaran nanti bertepatan dengan puasa dan lebaran. Tapi, ketika beberapa sekolah mengagendakan dan memintanya untuk jadi nara sumber, pak Dayat jadi uring uringan karena datangnya sakit yang menurutnya tidak tepat waktu itu. Lagian kenapa pengajian akbar jelang Ramadhan ya harus dilaksanakan akhir pekan ini? Lho..malah menyalahkan agenda yang memang sudah tergariskan lama. Sekarang kan sudah jelang Ramadhan. Memang kegalauan hati, kadang mudah menyeret untuk menjatuhkan kesalahan pada pihak lain.

Memang ada penyakit datang tepat waktu? Kalaupun sakit itu bisa dipilih kapan datang dan pergi, apakah kita akan memilih? Ya mesti akan memilih untuk tidak datang. Pak Dayat makin bingung kalo sadar akan semua itu. Dia mulai menyusun planing baru, plan A plan B dan seterusnya sambil berandai dan berharap lusa sakitnya sembuh. Segera dihubungi sekolah yang sudah agendakan workshop, untuk bisa menundanya. Sambil berharap juga, kalau sakitnya sudah sembuh, semoga bisa diberi kekuatan untuk menulis lebih panjang. Karena dia merasa, saat sakit, cahaya di layar komputernya sungguh menyakitkan mata. Tapi ketika sadar bahwa penyakit hanya Allah yang akan menyembuhkannya, termasuk kapan waktunya, dia kembali galau. Menghilangkan galau yang ada, pak Dayat melangkah gontai menuju kamar mandi untuk ambil air wudhu. Dia ingin sholat, memohon ampun padaNya sekaligus meminta kesembuhannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga tulisan menjadi terapi, agar meriang berubah menjadi cerah ceria karena kembali sehat dan bugar. Semoga tugas terselesaikan tanpa kendala

19:03
Balas

Semangat!! Pasti sembuh!

05 May
Balas

Semoga sakitnya Pak Dayat, dan banyaknya kegiatan Pak Dayat akan menambah inspirasi Pak Dayat sehingga deadline satu bulan bisa diselesaikan oleh Pak Dayat. Semoga...

00:08
Balas

Mantap.. Pak.

05 May
Balas

Makasih, masih terus perlu suport

05 May

Makasih, masih terus perlu suport

05 May



search

New Post