Sensasi minus 30 derajat Celcius
Desember pada umumnya berkonotasi dengan musim libur, hari Natal dan Tahun Baru, musim dingin bagi mereka yang tinggal diatas garis katulistiwa dan juga salju. Saya belum pernah merasakan seperti apa sih rasanya berada di tempat yang bersalju. Saya ingin sekali merasakan sensasi seperti itu. Apalagi pengalaman Natal dengan suasana White Christmas. Namun yang selama ini saya dapatkan hanya cuaca dengan temperatur paling 8 derajat Celcius sampai 0 derajat Celcius. Paling-paling juga minus 1 sampai dengan minus 3. Itu sudah saya alami berkali-kali.
Tapi begitu dengar kata Harbin, teman-teman langsung terperangah. Gila, kamu ke Harbin. Minus 30 derajat. Lha kamu kok bisa dan masih hidup. Aku juga ingin mengalami hal yang kamu rasakan.
Maka carilah saya, perlengkapan senjata musim dingin, misalnya sepatu musim dingin, ear muff (penutup telinga), Beannie (penutup kepala), Long John, Jaket musim dingin, sepatu salju, kaos kaki wool, sarung tangan, hand-warmer, warm stick pad (koyo musim dingin), dan minyak kayu putih, celana panjang anti angin (wind proof trousers).
Siaplah saya berpetualang ke padang salju seperti di film-film. Mula2 minus 3 derajat, masih oke. Lanjut minus 8 derajat, sudah mulai merambah ke kaki, manalagi dingin, terus turun menjadi minus 13 derajat.....bingung cari penghangat, minum jahe, gosok seluruh badan pake minyak kayu putih, koyo panas tempel di punggung dan telapak kaki. Tangan menggenggam hand warmer. Mulut tutup dengan masker. Hawa dinginmenyelusup dar sela-sela baju.
Semakin perjalanan naik keatas menuju Harbin, semakin temperatur menurut akhirnya betul sampai minus 30 derajat. Keluar dari bus diberi waktu 15 menit, tapi 5 menit sudah ngacir lagi ke dalam bus yang hangat. Betul-betul hawa dingin ini ingin membunuhku saja.
Tiba di kota es, semua bangunan terbuat dari balok-balok es yang diambil dari air sungai yang membeku, digergaji per balok, kemudian disusun seperti candi-candi di Indonesia. Aneh...ketika saya masuk kebangunan yang terbuat dari es tersebut suhu udara terasa netral, saya tidak kedinginan. Saya menikmat tiap pahatan di dinding es selama satu jam tanpa kedinginan. Tapi begitu kakiku menginjak keluar dari bangunan kota es.....huh...langsung udara dan angin kencang menyerang lagi. Jari-jari kaki sudah tidak terasa lagi seolah-olah sudah mati rasa.
Saya merasakan muka saya bertambah alias terjadi efek MOON FACE. Hidung saya sedikit pilek yang bila saya sisikan yang keluar bercampur darah alias mimisan sedikit. Yang ini paling baru.....saya merasakan kulit tangan dan kaki kok kasar, ternyata bukan bersisik, tetapi ada bintik-bintik merah kecil-kecil dipermukaan kulit. Saya tanya dokter yang kebetulan ikut serta, dia bilang itu pembuluh darah halus yang pecah, tapi karena hawa dingin langsung darahnya membeku. Jangan digaruk atau diutik-utik. Karena kalau pecah dia akan seperti luka dicakar kucing dan memborok. Jadi diamkan saja nanti hilang sendiri.
Nah pengalaman baru, tapi sepadan dengan pemandangan es yang luar biasa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wow, pengalaman yang sangat mengesankan. Luar biasa
wow, pengalaman yang sangat mengesankan. Luar biasa