G. Sukaton

Islam rahmatan lil alamin...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berpikir

Berpikir

BERPIKIR

“Berpikir itu suatu aktivitas yang hanya dapat berlangsung jika ada empat komponen berpikir secara lengkap,” KH. Shidiq al Jawi, Mediaumat.id, Jumat (27/5/2022).

1. Adanya suatu realitas atau objek,

2. terjadi penginderaan oleh indera yang sehat,

3. terdapat otak yang sehat, dan

4. terdapat informasi sebelumnya yang berkaitan dengan realitas atau objek tersebut,”.

Inilah empat komponen dimaksud.

Jika salah satu saja dari keempat komponen dimaksud tidak ada, maka sesungguhnya tidak mungkin terjadi suatu proses berpikir (al-‘amaliyat al-’aqliyah) pada diri manusia.

Definisi Berpikir

Pertama, aspek kebaruan (novelty) yang belum pernah ditemukan oleh para pemikir sebelumnya. Dan,

Kedua, aspek implikasinya yang berguna dan luas spektrumnya dalam berbagai bidang keilmuan.

ŮŽ’Sesungguhnya akal (atau berpikir) adalah satu kekuatan bagi jiwa dan kekuatan untuk (mencapai berbagai) pemahaman (comprehension).

‘Akal adalah suatu substansi yang dengannya akan dapat dijangkau hal-hal yang gaib dengan perantara-perantara dan penginderaan-penginderaan terhadap hal-hal yang dapat dipersaksikan.’

‘Sesungguhnya akal (atau berpikir) adalah jiwa manusia itu sendiri.’

Imam Taqiyuddin an-Nabhani, sambungnya, pun mengeluarkan definisi berpikir, yakni, ‘Akal adalah suatu naluri yang diikuti oleh pengetahuan terhadap hal-hal yang bersifat dharuri (tanpa dipikirkan) pada saat sehatnya berbagai indera manusia.’

Kendati demikian, kata pakar fikih kontemporer tersebut, semua itu bagi Imam Taqiyyuddin belum menunjukkan definisi akal atau berpikir yang tepat.

Justru yang paling mendekati dengan fakta berpikir, masih dari keterangan Imam Taqiyuddin sebagaimana termaktub dalam kitab At-Tafkir (1973), adalah definisi menurut kaum komunis yaitu, ‘Sesungguhnya akal adalah refleksi realitas ke dalam otak.’

Namun, definisi tersebut mendapatkan kritikan dari beliau sendiri. “Dalam proses berpikir itu yang terjadi sebenarnya bukanlah refleksi, melainkan penginderaan (suatu objek), dan mustahil proses berpikir terjadi otomatis tanpa informasi sebelumnya,” ucapnya mengutip penjelasan Imam Taqiyyuddin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post