Gunawan Ag

Saya lahir disebuah pinggiran kota, tepatnya sebuah perbatasan antara kota jakarta dan kota tangerang. Pada saat itu tangerang masih dalam bagian dari provinsi ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bagaimana Puasa orang yang sedang di ruangLuar Angkasa?

Bagaimana Puasa orang yang sedang di ruang/Luar Angkasa?

Gunawan

Guru agama islam sekolah highscope Indonesia cikandak

Suatu sore saat sedang asik santai, tiba-tiba ada wa masuk, oh dari seorang siswi, begini dia mengawai pembicaraan, “Halo mr, aku punya pertanyaan mr, Klo astronot yg di luar angkasa puasanya gimana? Akupun menyapa dengan jawaban, Waalaikumussalaam, pertanyaan Apakah?, Pertanyaan yang sangat bagus dan menantang logika dengan analisa. Apa mr? ia penasaran. Begini kira-kira yang mr, tahu, menurut hukum agama orang tersebut tidak wajib berpuasa karena kondisi yang darurat dan menyulitkan, dia wajib mengantinya saat dia sdh berada dibumi kembali. Mengapa? Agama tdk menyulitkan manusia, mengapa? karena puasa membutuhkan kepastian waktu sahur, waktu imsak, waktu berbuka, serta waktu shalat dan tarawih. Nah kondisi di luar bumi/ruang angkasa pastilah berbeda kondisinya. Membutuhkan hal-hal tersebut yang tentu saja sangat sulit di dapatkan, oke? Jadi orang tersebut tidak terkena kewajiban berpuasa, tapi dia harus menggantinya setelah dia sudah sampai di bumi/dalam kondisi normal kembali ya.

Lalu dia bertanya lagi, Tapi kalo di masa depan manusia hidup di planet lain dan hidup permanen disana gimana puasanya? Ga harus puasa atau?. Wah luar biasa dalam hati ku, cukup manantang. Baiklah mr. coba menjawab dengan membuat analisa terlebih dahulu ya. Puasa itu dari zamankezaman diakukan dibumi dengan standar ketentuan waktu berjalan di bumi, mampukah manusia membuat standar itu? tentu saja kalua manusia mampu tentu hal tersebut tidak menjadi alasan manusia untu tdk berpuasa, manusia harus mampu membuat kepastiannya manusia sudah mampu membuat standar waktu dan sebagainya, jadi harus berpuasa kalau begitu.

Tentu saja ini sebuah pertanyaan yang membutuhkan analisa logis dan pertanyaan ini adalah pertanyaan hayalan yang kepastian/kejadiannya hanya berupa kemungkinan, tapi gejala kearah itu sepertinya sedang dimulai, dan tentu saja butuh pemikiran para cendikiawan untuk menjawab pertanyaan yang menantang ini, wallaahu a’lam bishawab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post