Gusnidawati,S.Pd.I

Profil Penulis Gusnidawati lahir 7Agustus 1977 di Pekan baru. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta Literasi  berbuah Prestasi
“Cinta Literasi berbuah Prestasi’

Cinta Literasi berbuah Prestasi

“Cinta Literasi berbuah Prestasi’

Semangat dalam melakukan kegiatan-kegiatan literasi tidak sekedar dapat menciptakan gemar membaca dan produktif menulis. Semakin banyak melakukan literasi akan semakin menambah ilmu pengetahuan ,wawasan, dan perbendaharaan kata yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Bila telah rutin menulis, lama-lelamaan akan menjadi sebuah kebutuhan. Serasa ada yang kurang kalau belum menulis. Disamping itu bisa juga menjadi salah satu sarana terapi jiwa dalam menghadapi berbagai permasaahan atau gejolak jiwa yang sedang dialami penulis.

Sebenarya sejak SD saya sudah senang membaca. Baik koran bekas pembungkus belanjaan ibu,atau majalah yang dipinjam dari teman atau sesekali ke pasar sempat membeli buku komik tentang kisah nabi dan rasul. Bila ada kesempatan keperpustakaan sekolah, juga meminjam buku-buku. Berlanjut setelah sekolah di SLTP, dan SLTA. Setelah mulai honor menjadi guru, setiap ada kesempatan kepasar, menyempatkan diri untuk main ke toko buku, walau tak mampu membeli buku –buku yang mahal, setidaknya buku-buku saku yang harganya terjangkau tetap diusahakan membeli.

Untuk kegiatan menulis, saya biasa menulis diary walau tak mampu membeli buku khusus diary karena keterbatasan keuangan, buku tulis biasa saja pun jadilah. Yang jelas dibuku itu saya biasa menuliskan setiap kejadian berkesan bahkan jeritan hati yang sedang bergolak sebagai anak gadis yang sedang tumbuh beranjak remaja. Disamping permasalahan dengan teman-teman juga tentang konflik keluarga yang sedang melanda hingga kedua orang tua memutuskan berpisah.

Kebiasaan menulis terus berlanjut sampai saya meningkat remaja, dan berajak dewasa hingga saya menikah. Apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, segala keluh kesah, harapan dan impian saya tuliskan dalam buku catatan harian. Ternyata kegiatan tersebut tanpa saya sadari telah menjadi salah satu terapi jiwa yang sedang gundah gulana. Buktinya setelah menumpahkan segala unek-unek di hati, pikiran saya terasa lebih ringan. Jujur saya termasuk tipe orang yang tak suka bercerita masalah pribadi kesembarang orang, cendrung tertutup. Saya hanya bisa terbuka pada beberapa orang saja yang saya yakini bisa menjaga rahasia dan memberikan masukan atau solusi atas permasalahan hidup yang saya hadapi.

Pada awal Februari 2020 saya mengikuti pelatihan menulis buku KPPL Kemenag Lima Puluh Kota kerja sama dengan Media Guru Indonesia. Untuk bisa mengikuti pelatihan itu, sungguh butuh perjuangan yang lumayan karena jarak tempuh yang harus dilewati juga rintangan lain yang harus dilewati seperti hujan sepanjang jalan, sendirian dll. Tapi alhamdulillah dari pelatihan itulah terjadi lompatan besar dan karirku sebagai penulis. Dengan berkenalan dengan Media Guru, aplikasi gurusiana telah menjadikan wadah mengasah kemampuan menulis dan dipublikasikan. Bila dulu tulisanku dalam diary hanya bisa dinikmati sendiri, kini ide-ide kreatif bisa saya tuangkan dan dipublikasikan. Hingga Buku “Sukses USBN PAI untuk SD “ merupakan tulisan pertamaku berhasil diterbitkan. Yang kedua, Buku “ Guru Petualang” merupakan kumpulan 85 kisah perjalanan guru se-Indonesia yang menceritakan keindahan dan alam dan kisah seru yang dirasakan dalam perjalanan baik di daerah nusantra maupun yang sempat bertualng ke luar negeri. Ketiga Buku “Pekik Merdeka” berisi kumpulan puisi bertema peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 75. Ditulis oleh 45 orang penulis yang masing-masing mengirimkan tiga naskah puisi. Salah satu tulisan saya masuk dalam peserta pemenang lomba yang diadakan Media Guru Buku “ Guru Indonesia Merdeka Berkarya” merupakan kumpulan naskah 150 peserta pemenang lomba yang diadakan Media Guru. Suatu kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan ketika penguman peserta pemenang lomba yang sampaikan oleh CEO Media Guru Bapak Muhammad Ihsan. Setelah dicek ternyata namaku berada pada urutan ke 41 dengan judul Guru Merdeka berkarya dari rumah. “Guru Indonesia Merdeka Berkarya”.

Ternyata, salah satu tulisanku yang berjudul “Bolehkah kuralat Sagu sabu (satu guru satu buku) menjadi Sagu Ebu (Satu Guru Empat Buku) menjadi kenyataan, semoga kedepan akan menyusul buku-buku berikutnya sebagai wujud kecintaan literasi berbuah prestasi.

Profil Penulis

Gusnidawati lahir tahun 1977 di Pekan baru. Anak ketiga dari empat bersaudara. Menyelesaikan pendidikan tingkat dasar pada tahun 1990 di SD Impres 6/84 Batu Kajang yang sekarang menjadi UPTD Pendidikan SDN 06 Gunuang Malintang, SLTP di MTI Koto Panjang Lampasi tahun 1990, SLTA di MA Yapiguna Guguak tahun 1998, mengikuti pendidikan D2 tahun 2006 dan S.I di YPI STIT Payakumbuh tahun 2010.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post