AGUS WIDODO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DELEGASI PENDIDIKAN KOTA SURABAYA Ke BUSAN - KORSEL (SEBUAH PERJALANAN DINAS)
T-2 Bandara Juanda

DELEGASI PENDIDIKAN KOTA SURABAYA Ke BUSAN - KORSEL (SEBUAH PERJALANAN DINAS)

DELEGASI PENDIDIKAN KOTA SURABAYA Ke BUSAN - KORSEL

(SEBUAH PERJALANAN DINAS)

AGUS WIDODO

SDN KETINTANG I/409

Email :

[email protected]

PENDAHULUAN

Rasanya belum pernah terbersit dalam pikiran bahwa akan melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, apalagi dibiayai pemerintah. Kalaupun ada keinginan kuat, itupun bukan ke Busan melainkan ke Kota Mekkah - Madinah untuk melaksanakan ibadah umroh di tanah suci bersama keluarga kecil kami. Semoga untuk keinginan yang kuat ini Gusti Allah segera mengijabahi, aamiin.

Perjalanan dinas ke Busan – Korea Selatan yang dibiayai APBD Kota Surabaya Tahun Anggaran 2019 ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober s.d. 17 November 2019 adalah untuk mengikuti kegiatan “Principals Capacity Development Program” bagi dua puluh Kepala Sekolah Dasar di Surabaya yang sudah terseleksi melalui Tes Kesehatan Jasmani-Rohani di Rumah Sakit Pemerintah, Psikotes di Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Test Toefl di Institut Teknologi 10 November (ITS), dan Psikotes di Fakultas Psikologi-Unair. Khususnya kegiatan bagi kelompok ini adalah program “ School Management through Balanced Scorecard and Character Building to be an Agent of Change” dengan urgensi sbb :

1. program pelatihan ini merupakan tindak lanjut kerja sama Sister City Surabaya – Busan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas delegasi Kepala Sekolah dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Kota Surabaya ;

2. delegasi dapat memelajari Balanced Scorecard (kartu skor berimbang), yaitu suatu metode yang digunakan untuk pengukuran dan penilaian suatu organisasi sehingga dapat mengetahui dan mengukur aktifitas operasioanl yang dilakukan sekolah ;

3. delegasi dapat memelajari sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai pada sekolah melalui Balanced Scorecard. Selain itu, dengan adanya Balanced Scorecard dapat membantu memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja sekolah ;

4. delegasi akan mendapatkan pelatihan Character Building sehingga memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh serta mampu mengambil keputusan dan prakarsa implementasi pendidikan karakter untuk meningkatkan mutu sekolah ;

5. delegasi diharapkan dapat menjadi Agen of Change (agen pembaharu) dalam bidang pendidikan, sehingga dapat memberikan dampak positif di sekolah masing-masing.

MENGAWALI PERJALANAN

Tepat setelah ashar langsung berkemas menyiapkan diri. Satu kopor berisi pakaian + satu tas berisi sepatu, setrika, sabun, pewangi, sandal, dsb. Serta tak lupa tas ransel ‘Eiger’ kesayangan berisi laptop, paspor, boarding pass, alat tulis, serta yang senantiasa melekat setiap hari yaitu tumbler berisi air putih satu liter menemani setiap saat. Oh ya, satu lagi yang sangat penting adalah titipan souvenir dari Mak’e Arek Suroboyo, Walikota Surabaya - Ibu Tri Risma Harini melalui Bagian Kerja Sama-Pemkot Surabaya kepada Wakil Walikota Busan. Ehm.., sesuatu banget mendapat amanah ini. ‘Ojok sampek lali, dijogo sing apik, ojok sampek rusak, opomaneh ketlisut”: gumanku kepada diriki sendiri, hehe... . Ekstra hati-hati membawanya.

Sekitar 10 menit menunggu, mobil pengantar ke bandara yang dipesan via aplikasi online sudah di depan rumah.

“Selamat sore Mas Andrew..” : sapaku mencoba ramah kepada Driver Grabb.

“Iya Pak Agus Widodo, selamat sore” : jawabnya tak kalah ramah.

“Ada yang dibantu membawa barangnya, pak ?” : tanyanya lagi.

“Sudah mas, sudah saya siapkan kopor dan tasnya di balik pintu” : jawabku tidak ingin merepotkan, meski akhirnya dibantu juga memasukkan dua barang tersebut ke dalam mobil.

“Terminal-2 Bandara Juanda, ya mas” : lanjutku menegaskan walaupun sudah tertulis di aplikasi.

“Baik pak..” : jawabnya singkat dan langsung menjalankan Daihatsu Aylanya.

Setelah ngobrol sana-sini tentang banyak hal selama kurang lebih 60 menit, sampailah di

depan pintu keberangkatan pesawat. Mas Andrew langsung menurunkan barang dan mencari trolly untuk mempermudah saya mengangkutnya sambil medoakan :

“Semoga selamat sampai tujuan dan sekembalinya ke tanah air juga ya pak”

“Inggih aamiin, matur nuwun.., dan ini ongkosnya ya mas” : jawabku memungkasi.

Langkah kaki bergegas menuju depan Starbuck Terminal-2 ternyata sudah berkumpul bapak- ibu peserta delegasi beserta pengantarnya dari pihak keluarga maupun kolega/teman sejawat sesama kepala sekolah. Ramai sekali suasananya. Ada yang bersenda gurau dengan istri/suami, anak, cucu, dan koleganya sebelum barang bawaan ditimbang, beberapa diantaranya diSecure Wrap, semacam layanan pembungkusan plastik untuk mencegah pencurian di bagasi pesawat.

Selanjutnya Ibu Andri & Crew (ada Bpk Sugeng Rudiyanto dan Ibu Intania) dari Biro Pariwisata & Travel “Full Moon” memberikan arahan sekaligus memberitahukan bahwa Pesawat Silk Air dengan Nomor Penerbangan MI 225 tujuan Surabaya - Singapura mengalami delay. Dari semula yang dijadwalkan berangkat pukul 18.40 menjadi pukul 19.05. Setelah dianggap cukup pengarahannya, kemudian rombongan ke pemeriksaan tahap pertama. Di sini barang-barang ditimbang dahulu. Barang yang masuk bagasi pesawat tidak boleh melebihi batas maksimal 30 kg/orang. Sedangkan barang bawaan di ransel/tas cangklong dibawa masuk ke kabin pesawat dan tidak boleh melebihi batas maksimal 7 kg/orang. Kemudian pada tahapan pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan isi tas ransel/tas cangklong yang akan dibawa masuk ke kabin pesawat. Ee..lhadalah…, satu liter air di dalam tumbler tidak diperbolehkan dibawa masuk. Airnya harus dibuang. Padahal air tsb sudah dijampi-jampi supaya jika diminum agar tambah sehat, agar lebih fokus, dan jelasnya njagani jika tiba-tiba haus ; langsung gleks bisa diminum…, hehe.. .

Menunggu di ruang tunggu bandara pada saat manjing waktu maghrib tidak disia-siakan melaksanakan kewajiban Sholat Maghrib dan Isya’ secara Qoshor. Maghrib tiga rakaat dan Isya’ dua rakaat, dua salam. Pukul 19.05 semua calon penumpang mulai masuk pesawat dan mencari tempat duduk sesuai dengan seatsnya masing-masing.

Tepat pukul 19.45 Pesawat Silk Air dengan Nomor Penerbangan MI 225 tujuan Surabaya – Singapura melalui Bandara Changi tersebut mulai take off. Bismillahi Tawakkaltu Allalahi Laqaula Walaquwata Illa Billah.. . Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah.

PERJALANAN BERIKUTNYA

Kurang lebih tiga jam perjalanan, pesawat terbang tiba di Bandara Changi (Singapura) pukul 23.00. Setelah turun dari pesawat, kami benar-benar sangat bergegas menyusuri lorong yang sangat panjang untuk mencari Terminal-2 Gate F.52 tujuan Changi - Busan mengingat waktu transit sangat pendek, hanya sekitar 30 menitan saja karena terpotong saat pesawat delay di Bandara Juanda. Semua anggota delegasi tidak ada yang berjalan klemak-klemek, semuanya rikat/berjalan cepat sambil longak-longok kanan-kiri sekali-kali bertanya di mana Gate F.52 ? Bahkan kami bersepakat untuk menahan pipis selama belum menemukan Gate F.52. Pipisnya nanti saja di toilet pesawat. Sebagai koordinator tim saya harus di posisi depan untuk mencari dan bertanya. Untungnya sudah terbiasa/hobby jogging dan jalan cepat, bahkan sepuluh tahun belakangan tergolong masih aktif mengikuti gerak jalan tradisionil Mojokerto-Suroboyo menempuh jarak 55 km. Yeaaah.., akhirnya setelah berjalan cepat 25 menitan, Gate F.52 sudah kami temukan dan langsung masuk garbarata/tangga pesawat berbentuk belalai yang berdinding dan beratap sebagai penghubung dari ruang tunggu menuju ke pintu pesawat terbang.

Mulailah penerbangan yang kedua. Penerbangan menuju kota tujuan, kota tempat kami akan mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas sebagai kepala sekolah ; Kota Busan. Dengan menaiki pesawat terbang dari perusahaan yang sama yaitu Silk Air dengan Nomor Penerbangan MI 876 tujuan Singapura – Busan, kami duduk di seats yang tertera di tiket pesawat. Pesawat take off pukul 23.40. Tidak banyak aktifitas yang dilakukakan selama di pesawat, kali ini. Karena memang waktunya sudah larut malam, juga agar keesokan harinya tetap kelihatan fit. Saatnya istirahat sambil beberapa kali ke toilet untuk sekedar pipis yang tertunda, hehe.. . Kurang lebih lima jam perjalanan, pukul 04.49 WIB atau pukul 06.49 Waktu Busan roda pesawat sudah menyentuh landasan.

Seperti halnya di bandara-bandara internasional lainnya, sudah ada bus bandara ‘Air Busan’ yang menjemput penumpang diantar ke ruang kadatangan pesawat. Di Bandara Internasional Gimhae – Busan ini, rombongan delegasi sudah ditunggu oleh Ibu Lolitha, Ibu Mumun, dan beberapa mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Dong-Eui seperti : Mas Yogi, Mas Yoga, Mas Faisal, dan Mas Wachid. Mereka semua yang akan membantu sebagai transleter/penerjemah sekaligus yang bergantian menemani kami jika perlu ke suatu tempat misalnya. Dalam kesempatan berikutnya, kami juga dibantu menerjemahkan penjelasan para nara sumber waktu pelatihan di kelas yang mayoritas berbahasa Korea oleh Ibu Syelvi, Ibu Nevi, Mbak Mia, dan Mbak Hana. Nah, nama tersebut terakhir ini ada sesuatu yang istimewa buat saya. Hana atau nama lengkapnya adalah Hanakitri Emalita adalah peserta didik SDN Dr. Sutomo VIII Kecamatan Tegalsari Surabaya - Tahun Pelajaran 2003-2004 yang menyelesaikan studi S.1-nya di Universitas Dong-Eui dan sekarang sedang menempuh pendidikan S.2-nya juga di Universitas Dong-Eui. Hal yang teringat dari Hana adalah “Pak Wid jika mengajar sering membawa gitar ke dalam kelas, sering mengajak kami menyanyi bersama” : kenangnya. “Oalaaa nduk.., sekarang kamu lebih pinter wis ngalahne gurumu. Bisa sebagai penerjemah Bahasa Korea dan Bahasa Inggris. Pak Wid ikut bangga” : kataku.

Oleh Ibu Lolitha sebagai penerjemah senior, kami diperkenalkan dengan Mr. Choi Seong Woo selaku Ketua Bidang Kegiatan Principals Capacity Development Program di Universitas Dong-Eui ini dan Mr. Kim Gwangsu sebagai asisten Mr. Choi. Kemudian bersama dengan Ibu Lolitha, Mr. Choi, dan Mr. Kim kami diajak ke penginapan yang sangat eksklusif selama empat minggu ke depan yaitu di BUSAN BUSINESS HOTEL. Subhanallah, kami merasa dimanjakan bisa diinapkan di hotel terbaik kedua di Kota Busan setelah LOTTE Hotel. Matur nuwun Ibu Tri Risma Harini dan segenap jajaran Pemerintah Kota Surabaya - khususnya Bagian Kerja Sama Pemkot Surabaya, Bapak Ikhsan dan segenap jajaran Dinas Pendidikan Kota Surabaya – khususnya Ibu Mamik Suparmi selaku Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan dan staf.

Berikut daftar pembagian kamar di Busan Business Hotel :

501 = Agus Widodo 701 = Nunuk S.W. Pratiwi + Titik Meinarti

502 = Edy Sukoco + Sjam Lahardo 702 = Ninik Prasetyani + Mushollaha

503 = Selamet Pujiono + Imam Suryadi 703 = Erna Dwi Yanti + Umniyati

504 = Ahmad N. Khalim + Marsim 704 = Mardiningsih + Sri Yuniati

506 = Jasmin + Riyo Darminto 714 = Ika Suci Rahayu

@@@@@@@@@@@

gus-wid 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Runtut sekali ,

04 Nov
Balas



search

New Post