Temanku Tiada karena Dia Ada
Bukan takdir yang aku ragukan.
Apalagi Tuhan yang bisa segala.
Tapi, bolehkah aku bertanya.
Mengapa ada dia, makhluk tak kasat mata.
Terbang ke penjuru segala.
Merusak sistem kebal dalam dada.
Belum genap sebulan aku berduka.
Tiga insan pergi ke pencipta.
Disebab dia makhluk tak kasat mata.
Meninggalkanku dengan tiba-tiba.
Kepada siapa aku mengeluh.
Hanya Engkau yang mau menampung.
Di antara orang yang tak lagi percaya bahwa dia memang ada.
Di antara penentang yang berkoar di balik kata.
Konspirasi, katanya.
Hah, yang aku tahu temanku tiada.
Kakekku juga.
Di samping rumahku pun pergi dan tak kembali.
Berturut-turut seperti mengantre.
Tuhan, kapankah ini berakhir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ikut berduka pak..semoga pandemi ini segera berakhir..
Ikut berduka pak..semiga husnul khatimah. Puisi sebagai bentuk apresiasi pada sahabat yang telah berpulang. Semoga corona segera lenyap darimuka bumi ini
Ikut berduka cita Pak. Semoga corona segera pergi dari negara yang kita cintai ini. Jangan lupa terap kan 5 M agar kita terhindar dari penyakit yang mematikan ini.
Tabah dan tetap berdoa pada-Nya ya Pak. Tuhan Maha Kuasa atas segalanya. Salam sehat selalu.
Turut berduka Pak. Semoga pandemi cepat berlalu. Tetap semangt dan sehat selalu