Hadijah husain

Hadijah Husain Mustari, Lahir di Enrekang, 11 Oktober 1970. Aktivitas sehari-hari adalah seorang Pendidik di SMAN 2 Enrekang. Tamat di SDN 1 Enrekang pada tahu...

Selengkapnya
Navigasi Web
AMALAN IBUNDA

AMALAN IBUNDA

Kubuka album biru Penuh debu dan usang Kupandangi semua gambar diri Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang Dahulu penuh kasih Teringat semua cerita orang Tentang riwayatku

Kata mereka diriku selalu dimanja Kata mereka diriku selalu ditimang

Nada-nada yang indah Selalu terurai darinya Tangisan nakal dari bibirku Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci Telah mengangkat tubuh ini Jiwa raga dan seluruh hidup Rela dia berikan

Kata mereka diriku selalu dimanja Kata mereka diriku selalu ditimang

Oh, bunda ada dan tiada Dirimu 'kan selalu…

Lirik lagu karya Melly Goslaw di atas sangat syarat dengan makna. Nada-nada yang indah yang ada dalam baitnya memang terasa menusuk kalbu. Gambaran tentang kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya yang luas tak berbatas. Lukisan tentang keberadaan ibu memang tak terukur hanya dengan sebuah bait lagu.

Bercerita tentang sosok dan pribadi ibu sepertinya memang tak ada habisnya. Tentu setiap orang memiliki kisah yang berkesan dan menarik untuk menggambarkan tentang ibunda tercinta. Momen hari ibu yang sering terkesan hanya menjadi sebuah ceremonial pun selalu mengingatkan untuk merenungi dan mengenang akan jasa-jasa ibu kita.

Demikian halnya dengan penulis. Ada kisah yang akan saya bagi tentang ibu kami yang sangat hebat. Semoga cerita ini dapat menginsiprasi pembaca. Ibu saya bernama Hj. Mannawiah. Beliau ibu yang sangat sederhana. Akan tetapi dalam kesederhanaanya beliau istiqomah menjalankan ajaran agama. Dari sekian banyaknya amalan yang dilakukan ibu saya, ada hal yang sampai sekarang tidak pernah diabaikan meskipun umurnya sudah udzur. Amalan yang selalu dan selalu di lakukan yaitu ikhlas berbagi. Kebiasaan berbagi sekecil apaupun senantiasa diamalkannya.

Meskipun pendidikan ibu saya hanya sampai Sekolah Dasar, tetapi amalannya melampaui pendidikannya. Sejak menikah diumurnya yang sangat belia, dia sudah di bebani amanah untuk mendidik anak-anak keluarganya. Menurut beliau sekitar satu pekan semenjak dia menikah, dia langsung diboyong ke kota kabupaten tempat suaminya (Alm H.husain Mustari) bekerja. Diusia 13 tahun dia sudah menyandang status ibu rumah tangga. Idealnya sepasang pengantin baru akan menikmati masa-masa honey moon berdua pada saat itu. Tetapi berbeda dengan ibuku, pada saat itu dia langsung dibebani membawa dua orang sanak saudara untuk tinggal bersamanya. Tapi kondisi itu tidak menyebabkan menjadi dongkol atau kurang senang. Malah dengan senang hati menerima anak-anak keluarga (kami menyebutnya anak sekolah) untuk tinggal bersamanya Oleh karena bermukim di ibu kota Kabupaten, maka beberapa sanak saudara menitipkan anaknya untuk tinggal bersama keluarga yang baru dibinanya. Sekolah Negeri pada tahun 1962 memang masih sangat kurang pada saat itu. SMP dan SMA, hanya berada di kota Kabupaten. Entah mengapa jumlah anak sekolah yang datang semakin bertambah tiap tahunnya. Orang tua kami tak pernah menolak mereka meskipun keadaan keuangan tidak cukup. Secara logika gaji untuk berdua dibagi untuk beberapa orang pastilah tidak cukup. Tetapi keyakinan akan reski yang barokah dan pemahaman ajaran agama dari suami, serta senatiasa memberi suport sehingga ibu menjalankan tanggungjawabnya dengan ikhlas.

Hari demi hari berlalu, waktu bergulir begitu cepat tetapi rutinitas ibuku tiada berganti. Mulai bangun di pagi buta untuk menyiapkan sarapan hingga melepas penat di malam hari dengan sejuta rencana untuk persiapan esok harinya. Menjadi manager dalam keluarga memang peran yang sangat berat. Dengan 5 orang anak kandung yang harus diurus plus tidak kurang 10 orang anak sekolah yang juga menjadi tanggungjawabnya. Mengatur domestik keluarga dengan jumlah warga dalam rumah yang cukup banyak membutuhkan ilmu yang hebat. Meskipun ilmu itu tak pernah ditempuhnya dalam bangku kuliah atau pendidikan formal.

Seiring berjalannya waktu, setiap tahun jumlah penghuni rumah semakin bertambah. Bukan hanya dari kalangan keluarga tetapi juga dari kenalannya keluarga, bahkan dari keluarganya keluarga. Saking banyaknya penghuni rumah yang ada sehingga suatu saat salah seorang pegawai Dinas Sosial menyarankan kepada orang tua kami untuk mendaftarkan anak-anak sekolah tersebut di Dinas Sosial untuk mendapatkan sumbangan layaknya anak panti asuhan. Akan tetapi keduanya bertahan untuk tidak menerima tawaran tersebut dengan alasan, anak-anak itu membawa reskinya masing-masing.

Pengalaman hidup bersama orang banyak membuat ibu selalu membuat makanan dan berbagai jenis kue dalam jumlah yang sangat banyak. Dia juga semakin kreatif mengolah dan meracik bahan makanan agar cukup bagi kami. Tak ada kata sedikit dalam kamusnya dalam menyajikan makanan. Meskipun pada saat kami anak-anaknya sudah beranjak dewasa dan mulai meninggalkannya untuk melanjutkan pendidikan, ibu tak pernah mengubah kebiasaanya. Kadang jika kami anaknya menegur mengapa harus memasak makanan dan penganan dengan jumlah yang sangat banyak. Ibu akan menimpali dengan cepat, ini untuk tetangga dan orang lewat yang membutuhkan. Jiwa sosial dan berbagi ibu memang sangat luar biasa.

Menjadi orang tua angkat bagi anak-anak sanak keluarga dan handai taulan di lakoni ibu sampai sekarang. Diusianya yang tidak lagi muda, masih bersedia menerima jika ada siswa yang ingin melanjutkan pendidikan dan hidup bersamanya. Mungkin karena keikhlasannya sehingga banyak keluarga yang menitipkan anaknya untuk dididik bersama ayahanda tercinta.

Bukan hanya menampung anak sekolah, sebagian pegawai baru yang belum berkeluarga dan berasal dari daerah yang cukup jauh juga diajaknya tinggal bersama kami. Bahkan ibu rela menjadi orang tua bagi mereka yang ingin menikah dengan biaya yang terbatas. Profesi ayah kami pada saat itu selain sebagai guru madrasah, guru mengaji, juga sebagai pegawai yang diperbantukan di KUA. Sebagai pelayan masyarakat orang tua kami sering menawarkan kepada orang yang kurang mampu secara finansial untuk melakukan pernikahan yang meriah. Ibu dengan rela memasak dan menyajikan makanan dan merayakan pernikahan secara sederhana di rumah kami.

Keikhlasan ibu untuk selalu berbagi dibalas oleh Allah dengan reski yang tak terhingga. Bukan hanya reski berupa materi, tetapi lantunan doa-doa tulus dari banyak orang agar tetap dalam keadaan sehat walafiat merupakan bagian dari reski ibu. Salah satu reski yang tak ternilai didapatnya dari seorang sahabat ayah kami yang dulu merupakan Kepala Departemen Agama Kabupaten Enrekang dan juga mantan Dirjen haji Departemen Agama RI. Pada tahun 2010 ibu di hadiahkan Umroh gratis oleh beliau. Anugrah yang luar biasa sebagai balasan keiklasannya dan kesabaran ibu dalam membesarkan dan mendidik kami anak-anaknya. Tidak sampai disitu sebagai ucapan rasa syukurnya malah ibu mengajak saya dan kakak ipar untuk umroh bersama dengan biaya dari dia. Subhanallah ibu memang selalu ingin berbagi.

Kini diusia ibu 78 tahun. Kondisi fisiknya semakin melemah. Tetapi amalan berbagi tak pernah putus. Contohnya disetiap hari Rabu dan Sabtu beliau selalu mengingatkan kami untuk menyuguhkan kopi dan kue untuk pegawai kebersihan yang setiap pekan menjemput sampah di depan rumah kami. Kebiasaan itu memang dilakukannya sejak lama. Gaji pensiun ayah kami dan sebagian reski dari anak-anaknya, baik anak kandung maupun anak angkatnya selalu disisipkan untuk orang lain. Akhir-akhir ini ibu membelanjakan reskinya untuk berbagi dihari Jumat. Dan semakin ibu berbagi semakin bertambah pula reski yang datang. Masya Allah, semoga reski ibu semakin berkah dan kami dijauhkan dari sifat riya dan ujub.

Ibu, kami sungguh kagum padamu. Meskipun pengetahuan agama maupun ilmu umummu sangat terbatas tetapi amalanmu tetap istiqomah. Semoga kami diberi kekuatan dan kesehatan untuk menjadi anak yang senantiasa berbakti padamu. Kami sungguh menyayangimu. Semoga kami juga senantiasa diberi oleh Allah keikhlasan untuk berbagi seperti yang engkau amalkan.

Ya Allah, terimalah amalan ibu kami baik yang kecil mapun yang besar

Ya Allah muliakanlah ibu kami, dan tempatkan kelak di syurga FirdausMu

Selamat hari ibu untuk ibundaku tersayang.

Selamat hari ibu untuk Guru-guruku terkasih.

Selamat hari ibu untuk rekan-rekan tercinta.

Selamat hari ibu untuk ibu-ibu hebat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Doa terbaik buat ibu

22 Dec
Balas

Terima kasih bunda doanya

22 Dec

MasyaAllah, luar biasa Bu

23 Dec
Balas

MasyaAllah, luar biasa Bu

23 Dec
Balas

Mantap ibu Hadijah sukses selalu

22 Dec
Balas

Thanks bunda

23 Dec

Ulasan yang keren bunda. Sukses slalu

30 Dec
Balas

Masya Allah, maha kuasa engkau ya Allah menciptakan ibu kami semua yang luar biasa.

23 Dec
Balas

Iya betul ibu2 yg hebat

23 Dec

Kisah yg inspiratif, kanda. Salam literasi dan selamat hari ibu.

22 Dec
Balas

Thanks sayang, selamat hari ibu juga untuk kita bucan

22 Dec

Thanks sayang, selamat hari ibu juga untuk kita bucan

22 Dec



search

New Post