Hadi Suwarno

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru itu ibarat Obat Tetes Mata

Teman-teman guru inspiratif…

Sampai usia kita yang sudah dewasa ini pasti sudah pernah diajar oleh banyak guru. Coba kita hitung sejak di SD yang masa belajarnya enam tahun berarti sekurang-kurangnya kita diajar oleh enam guru. Pada saat kita di SMP dengan mata pelajaran tidak kurang sepuluh bidang studi bisa jadi kita mengenal tigapuluh guru. Selanjutnya ketika kita belajar di SMA maka bertambahlah guru kita menjadi tigapuluhan lagi.

Jadi kalau kita hanya lulus di level SMA jumlah guru kita kurang lebih enampuluh enam. Coba banyangkan jika kita melanjutkan studi ke perguruan tinggi, tidak hanya S1 tapi S2 atau S3, jumlah guru yang mengajar kita bisa jadi sampai seratusan.

Dari seratusan guru yang pernah mengajar kita itu berapa yang Anda masih ingat? Apapakah anda masih bisa mengingat sepuluh saja diantara guru tersebut? Jika jawaban anda tidak, coba sebutkan lima? Atau sekurang-kurangnya tiga saja.

Nah, sekarang kita bisa mengerti mengapa ada guru yang mudah kita ingat dan ada yang terlupa. Apa yang membuat kita bisa mengingat tentang satu guru tapi tidak ingat pada guru yang lain. Jawabnya adalah kesan. Guru yang mampu menbuat kesan mendalam akan membuat kita teringat cukup lama, dan berlaku kebalikannya.

Guru yang mampu membuat kesan mendalam pada siswa bisa kita sebut guru yang inspiratif. Dengan kesan yang mendalam yang diberikan maka siswa akan mengikuti apa yang disampaikan oleh sang guru. Selain itu siswa juga akan mengikuti model perilaku yang ditampilkan guru. Bukan hanya saat sekarang tapi juga untuk jangka waktu yang panjang.

Siapa yang tidak tertantang untuk menjadi guru yang inspiratif bagi siswanya. Berikut ini ada cerita seorang guru bisa dikategorikan guru yang inspiratif.

Dulu waktu penulis masih di kelas 4 SD pernah di ajar seorang guru Pak Karmain namanya. Pak Karmain merupakan sosok yang berkesan karena cara menanamkan cita-cita bagi siswanya. Suatu hari terdengar pesawat terbang lewat di atas sekolah, lalu Pak Karmain menanyakan:

“Kenapa ada pesawat yang bisa terbang?”

Murid-murid saling menjawab: “Karena ada sopirnya”. Yang lain menjawab: “Karena ada mesinnya”. Dan yang lain lagi menjawab: “Karena ada bensinnya”

Untuk ditempat lain kejadian ini merupakan hal biasa, namun ini terjadi di sebuah desa yang masih jarang kendaraan bermotor di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Peristiwa tersebut menjadi kejadian yang unik.

Selanjutnya Pak Karmain menjelaskan dengan detil tentang pilot yang bekerja menjadi sopir pesawat. Menjelaskan tentang tugas insinyur yang membuat pesawat. Dan tentang peneliti yang mengolah minyak untuk bahan bakar pesawat. Ada tugas ahli komputer yang membuat jadwal penerbangan. Ada arsitektur sipil yang membuat bandar pesawat terbang. Ada pramugari, ada teknisi, ada biro perjalanan yang juga penting dalam penerbangan.

Di akhir penjelasan itu Pak Karmain menandaskan bahwa:

“Kalianlah yang nanti akan jadi pilot. Jadi insinyur. Jadi peneliti. Jadi ahli komputer. Jadi arsitek sipil. Jadi pramugari”

Lalu agar mendapat kepastian semua siswa diminta menyebutkan profesi yang paling dia senangi. Ternyata tidak cukup sampai di situ. Pada hari-hari yang lain, kalau ada yang belum menemukan cita-cita selalu diberikan cerita yang baru. Kalau ada yang belum punya atau bingung maka diberi kesempatan untuk memikirkannya. Demikian seterusnya sampai semua memiliki cita-cita. Memiliki minat.

Pak Karmain seolah merekam semua cita-cita siswanya. Sehingga pada hari selanjutnya Pak Karmain selalu mengingatkan akan cita-cita masing-masing. Jika siswanya sedang kurang semangat belajar berhitung, misalnya maka Pak Karmain menjelaskan bahwa berhitung merupakan syarat untuk jadi pilot. Jika siswanya tidak sabar dan teliti dalam belajar, misalnya Pak Karmain menjelaskan bahwa ketelitian itu menjadi syarat untuk jadi peneliti minyak bumi. Selalu ada cara untuk mengingatkan cita-cita dengan masalah keseharian yang dihadapi siswa. Demikian agar siswa selalu tahu bahwa apa yang dipelajari sekarang akan berguna di masa mendatang.

Di kemudian hari ternyata bukan tentang pilot, insinyur atau apapun pekerjaan itu yang penting tetapi memiliki cita-cita jauh lebih penting. Cita-cita kita merupakan bagian dari tujuan hidup yang akan kita raih. Siswa yang memiliki cita-cita yang jelas akan jelas pula langkah-langkah untuk meraihnya. Strategi menanamkan cita-cita kepada peserta didik merupakan cara agar siswa bertanggungjawab terhadap masa depannya sendiri.

Sebagai guru inspiratif kita perlu memastikan cita-cita semua anak didik kita. Guru inspiratif adalah guru yang menanamkan visi, misi dan passion kepada semua siswa kita, satu demi satu, hari demi hari sepanjang tugas keguruan kita.

Jika diilustrasikan mata kita sedang terkena iritasi atau gangguan pandangan maka guru adalah obat tetes matanya. Membuka lebih tajam daya pandang “mata” siswa.

Temanku, selamat menginspirasi…

https://www.youtube.com/watch?v=3x7nw25cj0E
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju Pak Hadi. Jadi guru yang menginspirasi.

30 Apr
Balas

Siap Pak Yudha. Semoga terus bisa menginspirasi anak2

15:36

Terimakasih apresiasinya Bu Agustin Winarni

15:38
Balas

Inspiratif...itu haru dimiliki guru. Betul pak Hadi

01 May
Balas

erimakasih apresiasinya Bu Agustin Winarni

15:38



search

New Post