DI LUAR NALAR

Kami menamainya si 'Belang’ karena kulitnya yang belang-belang. Dia sedang hamil ketika kami pindah ke rumah baru yang berjarak kurang lebih 2 km dari rumah lama. Berbeda dengan anaknya, sepertinya dia enggan ikut kami untuk pindah sehingga sehari setelah kepindahan kami dia pulang ke rumah lama. Kami berpikir kemungkinan dia kurang nyaman dengan suasana rumah baru karena sebentar lagi akan melahirkan sehingga berniat untuk menjemputnya setelah lahiran.

Seminggu kemudian, tetangga memberi kabar kalau dia telah melahirkan anak kembar tiga dan berjanji untuk mengantarnya ke rumah kami. Mendengar kabar tersebut, kamipun menyiapkan segala sesuatunya terutama tempat tidur untuk si bayi. Sore itu mereka datang dan kami menyambutnya dengan suka cita. Si Belang dan ketiga anaknya kelihatannya menikmati tempat yang telah kami sediakan.

Keesokan harinya, si Belang meninggalkan ketiga anaknya seharian. Kami khawatir dia kembali ke rumah lama tetapi kekhawatiran itu sirna ketika menjelang magrib dia pulang dan mengeloni anak-anaknya. Tetapi alangkah terkejutnya kami ketika pagi hari kembali si Belang meninggalkan rumah kali ini dengan membawa anak-anaknya. Dan lebih terkejut lagi ketika tetangga menelpon bahwa si Belang berada di rumah lama dengan ketiga anaknya. Masya Allah, subhanallah............, bagaimana caranya si Belang membawa ketiga anaknya dengan jarak sejauh itu di malam gelap gulita. Sungguh sesuatu yang tidak bisa dinalarkan tetapi begitulah kenyataannya. Allahu Akbar....Allahu Akbar, tidak ada sesuatu yang mustahil jika Allah berkehendak.

Ponrangae, 241120

#REFLEKSI DIRI