Haifa Nadwatul Umah Nidaturramdani

Guru IPA SMP Negeri 131 Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENUNGGU KEENAN (LDR itu ...) TantanganGurusiana Hari ke-2

MENUNGGU KEENAN (LDR itu ...) TantanganGurusiana Hari ke-2

LDR itu…

Aku dan Keenan sudah seperti sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh. Kami memang tidak pernah mendeklarasikan bahwa kami sepasang kekasih, kami tidak menyatakan bahwa kami berpacaran. Aku sebagai seorang perempuan pun tidak pernah menanyakan kepada Keenan tentang kejelasan hubungan kami. Kami hanya saling menyatakan perasaan yang telah terpendam selama bertahun-tahun.

Aku pun tidak begitu paham istilah pacaran. Bagiku suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan yang benar-benar disebut hubungan adalah hubungan antara suami dan istri. Sesuatu yang tidak terikat oleh tali pernikahan tidaklah resmi. Misal, jika aku dan Keenan menjalin hubungan yang disebut pacaran, maka aku menyebut Keenan sebagai pacar begitupun sebaliknya. Suatu hari permasalahan terjadi menimpa kami, aku merasa Keenan telah mendzalimiku, maka kemanakah aku sebagai pacar bisa melapor. Jika hubungan itu adalah pernikahan, maka aku bisa melapor ke pengadilan agama. Ada pasal-pasal dan aturan yang mengatur kehidupan suami-istri, di dalam al Quran pun sudah jelas ada, sedangkan tidak ada aturan yang mengatur urusan “perpacaran”.

Kami sebisa mungkin menjalin hubungan pertemanan seperti biasa. Pada mulanya, kami bisa mengendalikan diri, tetapi dengan komunikasi yang intens, perasaan kami semakin dalam. Benih-benih cinta itu telah tersiram dengan baik dan tumbuh subur. Aku bahkan beberapa kali merasa iri dan cemburu kepada teman-teman perempuan Keenan di kampusnya. Mereka bisa setiap hari belajar dan bercengkrama dengan Keenan, sedangkan aku hanya bisa mengetahui kabar Keenan via chatting. Setiap hari aku memikirkan Keenan dan bertanya dalam hati, apakah Keenan sudah makan atau belum, sudah mengerjakan tugas atau belum, pergi kemana saja seharian, apa saja yang ada dalam pikirannya seharian ini dan lain-lain. Keenan bahkan pernah beberapa kali mengunjungiku di Ciputat.

Aku sudah tidak mengerti, apa bedanya hubungan pertemanan kami yang seperti ini dengan hubungan sepasang kekasih. Aku sudah lupa rasanya berteman dengan Keenan seperti dulu. Kini memang sudah berbeda, sudah lebih dari sekedar teman. Aku selalu ingin berada di sisi Keenan.

“Keenan, sepertinya kita sudah melampaui batas.”

“Melampaui batas bagaimana, kita tidak melakukan hal-hal aneh dan macam-macam. Selama belajar kita tidak terganggu, semuanya masih dalam Batasan.”

Aku dan Keenan sudah memahami bahwa hubungan yang kami jalani bukan pertemanan seperti dulu lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post