Haifa Nadwatul Umah Nidaturramdani

Guru IPA SMP Negeri 131 Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENUNGGU KEENAN TantanganGurusiana Hari ke-33

MENUNGGU KEENAN TantanganGurusiana Hari ke-33

TEMAN BARU

Kelas khusus sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Satu-satunya solusi adalah bergabung dengan kelas-kelas lainnya di SMA. Tahun ajaran baru, saat aku kelas 11, kelas khusus benar-benar ditiadakan. Secara resmi, kelas khusus berusia tidak lebih dari satu tahun. Kami merasa sedih, Bahagia, kecewa, bersyukur, bercampur aduk menjadi satu. Kami kecewa dan bersedih karena kelas khusus telah tiada dan tidak berjalan mulus sesuai rencana. Kami juga bersyukur dan bahagia karena telah menjadi bagian dari kelas khusus dan kami akan menghadapi suasana baru, serta meninggalkan suasana kelas tanpa guru.

Saat itu di SMA ITB hanya ada program IPS, sedangkan teman-teman dari alumni kelas khusus menginginkan masuk program IPA. Kami mengajukan dan memperjuangkan untuk dibukanya program IPA. Pak Utsman selaku ketua Yayasan mendukung dan menyetujuinya. Kepala sekolah juga menyanggupi dengan syarat peminat kelas IPA minimal ada 16 siswa. Sudah ada 11 siswa dari kelas khusus, kami perlu mencari 5 siswa lagi yang berminat mempelajari program IPA bersama kami. Pihak sekolah mempromosikan dan menyeleksi siswa yang berminat masuk program IPA. Akhirnya kami mendapatkan 5 teman baru. Mereka adalah alumni MTs Albana, Jeje, Hadi, Ilah, Fahri, dan Kokom.

“Hai, aku bisa minta tolong kamu untuk ajarin soal matematika yang ini?” Kokom menyapa dan mendekatiku.

“Boleh, oh ini kamu cari dulu nilai x nya pake substitusi, setelah itu baru bisa diintegralkan.” Aku menjelaskan sebisaku.

“Oh begitu, wah hebat kamu gak cuma cantik tapi pinter. Aku suka bareng sama orang-orang pinter, biar kebawa pinter juga makannya aku pilih jurusan IPA.”

“Ah engga juga, aku biasa aja kok. Ada yang lebih kutu buku dan gila belajar daripada aku. Itu orangnya.” Aku menunjuk Hani yang berada di pojok kelas sedang asyik membaca buku.

“Dia itu beneran baca buku tebel kayak gitu ya?”

“Ya iya bener, aku dari MTs kelas 8 udah sekamar sama dia di asrama. Buku-buku tebel itu dia lahap gitu aja.”

“Murid-murid mantan kelas khusus emang keren. Oya kabarnya Keenan direkomendasiin buat jadi ketua OSIS.”

“Oya? Aku belum tau. Siapa yang rekomendasiin?”

“Kak Ihsan, ketua OSIS yang sekarang lagi menjabat. Wakasek kesiswaan juga sih aku pikir beliau merekomendasikan Keenan untuk maju jadi calon ketua OSIS. Siapa ya kira-kira saingannya?”

”Siapapun saingannya, aku kira sih cuma peramai aja. Keenan udah pasti bakal kepilih. Dia udah menonjol banget emang dari awal.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bagus cerpennya mbak haifa yg manis..slm literasi

20 Jun
Balas



search

New Post