Madina 10
Oleh HALIFAH
# Tantangan hari ke 219
Jika kuturuti permintaan Bu Julaika, ibu macam apa aku? Seakan membuang anak berpenyakit, tapi jika aku yang memaksakan diri merawat Rendy, dapat uang dari mana aku? Biayanya pasti mahal.
Ya Allah, aku punya Engkau yang Maha Pemberi Petunjuk. Sholat istikharah adalah satu-satunya jalan untuk membuat keputusan. Pilihan yang sulit, dan pilihan apapun pasti akan berhadapan dengan perjuangan bathinku sebagai seorang ibu. Kuhamparkan keraguan di atas sajadah, semoga keputusan yang aku dapatkan membuka jalan kebaikan bagi semuanya.
*****
Pagi ini aku mengumpulkan semua kekuatan hatiku menghadap Bu Julaika. Rendy masih tergeletak di kamar rumah sakit, kulihat Bu Julaika di samping Rendy. Dia baru datang. Yah... memang semalam hanya aku dan anak-anak yang di RS. Bu Julaika membawa makanan untuk kami dan juga beberapa baju gamis untukku.
Aku sangat tersentuh dengan kebaikan wanita di depanku. Ketulusan hatinya terpancar dari wajah yang begitu khawatir dengan kondisi Rendy.
" Bu...ada yang akan saya sampaikan pada ibu," kataku mulai bergetar menahan tangis.
" Bu Dina, apa yang akan ibu katakan saya siap mendengar dan menerima."
" Bu Julaika, saya sudah putuskan untuk pulang kampung hari ini."
" Lalu Rendy?"
" Saya ikhlaskan Rendy bersama ibu," aku sudah tak kuasa menahan air mataku. Bu Julaika segera bangkit dan memelukku.
" Ya Allah, terima kasih!" tangis Bu Julaika juga tak terbendung.
" Percayalah, saya akan merawat Rendy seperti anak sendiri. Allah telah mengabulkan doa saya. Insyaallah Rendy akan saya bawa berobat ke Singapura. Mohon sambung doanya untuk Rendy anak kita," ucap Bu Julaika. Aku semakin yakin keputusanku sangat tepat demi kelangsungan hidup Rendy.
*****
Kuikhlaskan Rendy dirawat pasangan yang baik itu. Kehilangan orang-orang yang aku cintai secara beruntun membuatku semakin sadar, jika semua hanya titipan. Allah akan mengambilnya dengan berbagai cara jika Dia sudah berkehendak.
Perpisahan dengan Bu Julaika dan Rendy meninggalkan kesedihan yang mendalam. Tapi kuharap akan hilang seiring waktu.
*****
Kini aku sudah berada di tengah laut, kapal membawaku meninggalkan pulau yang telah menjadi bagian kisah hidupku. Rendyku, semoga Allah memberikan kesembuhan padamu Nak!
( Bersambung )
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga ada hikmah dari semuanperistiwa yanh dihadapi Madina.Ditunggu lanjutannya Bunda
Jadi haru bacanya bun...
Sedih,terharu.semoga Rendy baik2 saja
Keren Bu
semoga rendy... diberikan kesembuhan
Teriris hati saya membaca kisah yang mengharu-biru ino Yuk.Keren banget Yuk
Teriris hati saya membaca kisah yang mengharu-biru ino Yuk.Keren banget Yuk
Cerita dan diksinya makin keren. Sukses selalu tretan
Ceritanya mengharu biru bundaaa...
Pilihan yang bijak dan terbaik itulah memang yg harus diakukan ..keren ..lanjutkan..bunda cantiik..
Semoga Rendy segera sembuh, dan tumbuh jadi anak yang sholeh. Keren prendsay..di tunvgu lajutannya
Pilihan yang sulit, sukses selalu