Halifah

Lahir di kota Pamekasan Madura. Merantau ke Jember, sekarang mengajar di SDN Dukuhmencek 03 Jember.Ikut bergabung di MGI membuat semangat menulis berkobar lagi,...

Selengkapnya
Navigasi Web
Prajab 6

Prajab 6

Oleh HALIFAH

# Tantangan hari ke 202

Seminggu di tempat prajab, kami semakin mengenal satu dengan lainnya. Lucu peserta laki-laki yang rata-rata sudah bapak-bapak. Naluri keremajaan muncul ketika jauh beberapa hari dari istri. Apalagi bertemu dengan teman yang satu aliran, iseng-iseng berhadiah he...he…!

" Mbak, nanti aku jemput ya. Cari makan di kantin," kata seorang peserta dari Surabaya.

" Oke!" aku jawab sekenanya. Paling juga basa- basi.

Malam waktu istirahat, aku segera sholat Isyak. Perut mulai lapar lagi, karena makannya sudah tiga jam yang lalu.

" Assalamu'alaikum, mbak Ifa...ayo katanya mau cari makan," kata mas-mas yang namanya aku lupa. Semuanya ada 4 orang, sudah menunggu di depan pintu.

" Ya, sebentar!" aku bergegas dengan Aida ikut mereka ke kantin. Letak kantin sekitar 100 meter dari kamarku. Jalannya gelap, banyak bangunan kosong, angker. Tapi karena rame-rame jadi berkurang rasa ciutnya. Di kantin dijual berbagai macam gorengan. Aku dan Aida ditraktir. Saat duduk di kantin, aku melihat Noni Belanda yang menolongku tempo hari duduk di sudut kantin. Aku menghampirinya.

" Hai," sapaku, seraya kududuk di depannya. Noni itu tersenyum padaku.

" Terima kasih, sudah menolongku tempo hari," kataku padanya. Noni itupun hanya mengangguk padaku. 

Tiba-tiba Aida menghampiri dan menarik tanganku.

" Ayo, kembali ke kamar. Sudah malam, aku ngantuk," kata Aida

" Eh, sebentar kita pamit dulu pada dia," ucapku pada Aida seraya memandang ke Noni Belanda di depanku.

" Duh, kamu ngaco ya. Tidak ada siapa-siapa, dari tadi aku lihat kamu ngomong sendiri," ucap Aida panik.

" Jadi...kamu...tak bisa lihat, siapa di depanku?" aku mulai takut. Noni itu menatapku tak berkedip tanpa ekspresi.

Tanpa menjawab, Aida langsung menarik tanganku keluar dari kantin. Mas bapak-bapak juga meninggalkan kantin mengikuti kami.

Sampai di kamar, aku langsung menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. Duh...semoga saja dia yang di kantin tadi tak mengikuti aku.

( Bersambung )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ngeriiiinya bu

12 Nov
Balas

Cerita yang khas karya Bunda Syantik ini memang punya daya tarik tersendiri. Bikin takut tapi membuat penasaran.

10 Nov
Balas

Hii serem. Sehat dan sukses selalu

10 Nov
Balas

Hii Atut bucan

09 Nov
Balas

Benar bikni takut.... tapu bikin juga penasaran....sangat luar biasa...

10 Nov
Balas

Hihi...Serem.Keren.Lanjut..

09 Nov
Balas

Serem... Ditunggu kelanjutannya bundaku, maaf baru sempat berkunjung

11 Nov
Balas

Hiiiii.....menjelang tengah malam nih. Serem

09 Nov
Balas

Pasti pengalaman yang sangat mengasyikkan ya Bunda..salam sukses

09 Nov
Balas

Kalau sungguh pean indigo prent hafi2 noniknya datang loo...hee..keren sukses selalu bunfa cantiik...

09 Nov
Balas

Kalau sungguh pean indigo prent hafi2 noniknya datang loo...hee..keren sukses selalu bunfa cantiik...

09 Nov
Balas

Atuuuut

09 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya pak

12 Nov



search

New Post