Halifah

Lahir di kota Pamekasan Madura. Merantau ke Jember, sekarang mengajar di SDN Dukuhmencek 03 Jember.Ikut bergabung di MGI membuat semangat menulis berkobar lagi,...

Selengkapnya
Navigasi Web
Prajab 7

Prajab 7

Oleh HALIFAH

# Tantangan hari ke 203

Kejadian kemarin membuatku enggan keluar malam lagi, kecuali berangkat ke kelas. Aku lebih suka membaca buku. Tapi jika panggilan alam terjadi malam hari, siapa yang bisa menghindar? Itu yang aku takutkan, karena letak kamar kecilnya jauh di belakang.

Seperti malam ini, entah mengapa perutku mules. Betul-betul harus segera, aku berlari ke belakang. Walaupun takut, mau bahas lagi? Untunglah tujuh ruangan sempit itu kosong. Aku masuk ke salah satunya. Lega rasanya…!

Di sebelahku ada yang masuk, asyik ada temannya, pikirku. Jadi aku bisa tuntaskan sampai tuntas tas tas! Beberapa menit aku baru sadar, toilet di sebelah sepi seperti tak ada orang. Tapi tak kudengar ada tanda-tanda orang keluar, karena pintunya alot alias sulit dibuka dan ditutup sehingga mengeluarkan bunyi yang keras. Setelah selesai aku keluar, karena penasaran maka toilet sebelah aku periksa. Aku buka perlahan-lahan pintunya dan betapa kagetnya aku karena didalam tidak ada siapa-siapa. Aku langsung mengambil langkah seribu menuju tempat tidurku.

*****

Keesokan harinya ada peserta cowok yang duduk di depanku saat sarapan.

" Mbak aku punya sesuatu untuk sampeyan, nanti aku tunjukkan," katanya

" Apa ya?" tanyaku

" Pokoknya ada deh," jawabnya yang membuat aku penasaran.

Setelah sarapan, kami bersiap untuk apel. Seperti biasanya petugas memanggil salah satu peserta secara acak ke depan, untuk membacakan " Panca Prasetya Korpri".

" Nomer dada 342 B maju!" kata petugas saat apel berlangsung. Aku kaget karena itu nomerku. Beruntung tadi malam aku sudah menghafalnya. Jika tidak bisa sebenarnya tidak ada sangsi, tapi malu dong he...he…!

Aku maju untuk membacakan Panca Prasetya Korpri. Petugas yang memanggilku berdiri pas dekat sekali di belakangku.

" Ayo dibaca, kalau nggak bisa aku gigit telinganya," bisiknya. Aku hanya tersenyum geli. Mulailah aku membacanya tanpa teks, alhamdulilah lancar. Akupun kembali ke tengah barisan.

*****

Kami berbaris menuju kelas. Memasuki hari ke 10 suasana kekeluargaan semakin terjalin akrab walaupun kami berasal dari kota yang berbeda. Jika Widyaiswara heboh, suasana kelas semakin menyenangkan.

" Mbak, aku punya nih!" tiba-tiba seorang peserta cowok datang mendekat sambil menunjukkan lembaran fotoku. Rupanya dia membeli dari tukang foto paparazi yang memang mangkal saat kegiatan berlangsung. Foto hasil jepretan dipajang untuk dijual pada peserta. Pantas saja aku tak menemukan fotoku untuk aku jadikan koleksi. Ternyata ada yang membelinya.

" Mas, kasihkan aku dong. Buat apa sampeyan nyimpan fotoku," pintaku padanya.

" Untuk kenang-kenangan mbak," jawabnya sambil tersenyum. Lalu dia pergi menuju kelompoknya. Hmmmm...sebel juga aku, karena fotoku masih dia bawa.

( Bersambung )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bun ceritanya.. Jadi ingat prajab

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda cantik

12 Nov

Mantap Bu cantik, kenangan bisa jadi memoar Bun. sukses elalu, salam.

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Selalu ada merindingnya bu...keren

12 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Sudah lama tidak berkunjung ke blog ibu ternyata tulisannya selalu keren

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Gk berani baca sendiri malam2, Bu. Ikut ngeri... Selalu keren.

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Jadi ingat masa lalu.... ha ha ha lanjuut

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda cantik

12 Nov

Makin membuat penasaran ibu sayang... Ga apa-apa.. Jangan dipaksakan, pembaca setia kan menanti lanjutannya kog... Salam santun

10 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Wah ada penggemar ya?

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Ha ha,ada yg jatuh hati niee,Ciberditan(cinta bersemi di prajabatan),ahay sukses selalu ya bucan

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Apa maksud nya y bu,nyimpan foto ibu hehehehe.keren

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Cuit cuit, hehehe

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Maaf ceritanya belum selesai, mata sakit. Besok lanjut ngetik

10 Nov
Balas

Asyiiikk...

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya pak

12 Nov

Waooo...selalu tampil jeren critanya, diam- diam ada sang idola nyimpan foto..sukses selalu bunda

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda

12 Nov

Diam-diam ada yg merhatiin nih. Keren tretan. Ceritanya makin menarik

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda cantik

12 Nov

Sudah cukup buat besok stoknya diirit biar g cpt abis pmbaca tmbh kurang...he... Sukses

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda yang

12 Nov

Haaa...lari jugaaa..ambil langkah dua ribu....hhaaa..Tambah keren prendsay..lanjut..sukses selalu

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya prensay cantik

12 Nov

Terima kasih atas kunjungannya prensay cantik

12 Nov

Dengan banyak kejadian aneh, sempat juga menghafal ya bun. Mantap bunda. Lanjutkan

11 Nov
Balas

Terima kasih atas kunjungannya bunda cantik

12 Nov



search

New Post