Hamdani

Guru yang menyukai kegiatan membaca, menulis serta mengamati iklan di berbagai media. Minat terhadap art, diantaranya menikmati aktifitas mendekorasi ruangan, ...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGAIL DALAM PERUT

Oleh : Hamdani

B

uru – buru kukeluarkan lagi sebagian makanan yang sudah kumakan barusan. Tetapi bukan muntah. Bukan. Aku cukup sadar dan jijik untuk melakukan itu. Tapi sekarang terjadi.

Entah kenapa, akhir – akhir ini aku kurang bisa mengukur kapasitas perutku sendiri. Perut yang menemaniku setiap hari.

‘ Masih terlalu penuh,’ pikirku.

Kedua tangan dan semua jemariku sudah masuk ke liang tenggorokanku. Belum menyentuh dasar lambungku.

Aku hentikan semua kegiatan itu, untuk berlari ke belakang, menuju gudang.

Kuambil mata kail, lengkap dengan senar dan joran untuk mengail sebagian lagi makanan yang masih tertinggal di dalam bagian badanku yang paling dalam...

‘Yak ! Aku bisa !’

Aku melakukan upacara mengail makanan dalam perut seperti biasa kulakukan apabila mengail ikan, di pinggir kali.

(22.29 WIB, 25 Oktober 2004)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post