Hani Rohani

HANI ROHANI, S.Si. PESERTA SAGU SABU BOGOR 31 MARET - 1 APRIL 2018...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pemuda dalam Pandangan Islam

Pemuda dalam Pandangan Islam

Definisi Pemuda

Asy-Syabab atau masa muda, sebagaimana ungkapan Syaikh 'Atiyah Muhammad Salim diambil dari kata syabba-yasyubbu, artinya adalah tinggi. Kata ini bisa juga dipakai untuk mensifati api. Contohnya adalah: Syabbat an-naar, yang maknanya adalah api yang menjilat-jilat tinggi. Sehingga kata asy-syabab bisa diartikan sebagai kekuatan besar, menggelora, membara yang mengalir deras.

Bagaimana gambaran pemuda dalam al-qur’an?

Ismail versus Kan’aan

Kan’aan anak nabi, Ismail juga anak nabi, namun apa yang membedakannya? Kedua remaja ini hidup dalam gaya yang berbeda. Kan’aan mengikuti hawa nafsu, sedangkan Ismail mengikuti kemauan risalah. Kan’aan menjadikan angkuh sebagai prinsip utamanya, sedangkan Ismail menjadikan taat sebagai pondasi cara berpikirnya.

Ismail muda, tipe remaja ‘The Best’. Kisah Ismail diabadikan dalam Qur’an dengan begitu mengharukan. Jika ini dibuat film, dijamin orang-orang yang menontonnya akan menangis, bagaimana tidak? Ismail yang lama tidak bertemu dengan ayahanda tercinta, setelah melepas rindu, ayahnya, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelihnya. “Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Sungguh Ismail muda menjadi inspirasi generasi muda Islam sepanjang zaman. Keimanan yang tinggi membuat seorang pemuda menjadi kokoh prinsipnya, gaya pikirnya melampaui zamannya, kedewasaannya begitu matang, dan sikap ketaatannya begitu totalitas.

Adapun Kan’aan, putra Nabi Nuh ini memiliki kepribadian yang berkebalikan dengan Ismail, dia menjadi penentang utama dakwah ayahnya sendiri. Kan’aan adalah ibrah yang mesti kita ambil; bahwa Ayah yang shalih tidak menjamin anaknya kelak menjadi shalih pula. Kan’aan terpengaruh lingkungan yang buruk, ia dididik masyarakatnya untuk membenci ayahnya sendiri. Saat bahtera Nabi Nuh mulai berlayar Kan’aan tetap tidak mau mengikuti seruan Ayahnya.

Selain kisah Ismail, banyak kisah-kisah sejarah yang mencatat prestasi gemilang para remaja di masa lampau,antara lain: Ibrahim muda, mengajak bangsanya berlogika untuk menemukan keesaan Tuhan; Yahya muda, semenjak kecil telah dikaruniai hikmah dan kebijaksanaan; Yusuf muda menjadi pejuang kebenaran semenjak mudanya; Pemuda Ashabul Kahfi, legenda remaja yang mempertahankan Aqidah; Pemuda Dai di Kisah Ashabul Ukhdud.

Sosok pemuda seperti Ismail, Yusuf dan Ibrahim bukan sekedar romantisme sejarah. Jadikan ketaatan mereka sebagai sumber inspirasi kita untuk selalu memperbaiki diri. Yuk, benahi diri agar menjadi Syabab sejati yang tetap gaul namun tetap syar'i.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post