Harini Setijowati, SKM, MHSc.

Aku seorang widyaiswara di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah. Membaca dan menulis merupakan satu paket habituasi. Alhamdulillah, bersama Media Guru Indonesia, aku ban...

Selengkapnya
Navigasi Web
Masih Belajar dari Pandemi Covid-19 (Bagian Kedua, Day 70)
Sumber gambar: https://www.google.com/search?q=new+normal&sxsrf=ALeKk01lvY_2D-wJ_f5DuYd5vIh3_iKePQ:1593229361279&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwixpP_wiaHqAhXGfH0KHe93AYYQ_AUoAXoECA8QAw&biw=1366&bih=625

Masih Belajar dari Pandemi Covid-19 (Bagian Kedua, Day 70)

#Tantangan Gurusiana Hari ke-70#

Dampak kedua saya simpulkan dari berita suatu radio. Terungkap bahwa listrik mengalami kenaikan. Setelah terjadi perdebatan panjang yang diawali dengan komplain, ternyata bukan harga yang naik, tetapi karena penggunaannya yang memang meningkat. Work from home (WFH) dan anak-anak sekolah belajar dengan sistem daring (dalam jaringan), banyak menyedot energi listrik. Otomatis peningkatan juga terjadi karena bertambahnya kebutuhan data atau pulsa. Bagaimana? Apakah Anda mendapatkan subsidi listrik dan pulsa atau data? Repotnya lagi, bila dalam keluarga tersebut memiliki tiga anak yang semua sekolah. Otomatis semua membutuhkan perangkat berikut pulsanya. Bagaimana ini?

Ketiga, hampir semua kegiatan tatap muka pelayanan publik, bertransformasi menjadi layanan online. Sedangkan pelayanan publik yang semula sudah online, langsung berbenah dan berinovasi agar masyarakat tetap terbantu. Hal ini bisa dilihat pada layanan pajak dan konsultasi kesehatan. Di instansi pemerintah terjadi pengalihan anggaran belanja modal, jasa, penyelenggaraan rapat, pertemuan, pelatihan, workshop, seminar, dan lain-lain. Anggaran tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19. Jalan raya yang rusak pun dibiarkan karena lalu lintas yang tidak begitu padat. Kegiatan yang semula mengundang dan mengumpulkan orang, sekarang ini beralih secara daring. Tak ada lagi alasan terlambat hadir. Namun, sekarang alasannya sinyal susah, perangkat yang lambat atau tidak mendukung. Padahal penggunanya yang gaptek (gagap teknologi). Gaji pokok pegawai negeri juga tidak dipotong. Ini memunculkan tantangan tersendiri untuk tetap produktif dan berkinerja tinggi di tengah pandemi. Bagi para pegawai negeri, jangan makan gaji buta. Mengapa? Silakan introspeksi.

Keempat, anggaran belanja keluarga, juga banyak berubah untuk memenuhi kebutuhan primer. Prioritas utama adalah untuk kebutuhan kesehatan. Misalnya, membeli masker dan memenuhi bahan makanan minuman bergizi. Lebaran, Paskah, dan peringatan hari raya sudah tidak butuh baju baru, biaya mudik, atau buah tangan saat silaturahmi. Semua berdiam tetap khusyuk beribadah bersama keluarga masing-masing. Tidak terjadi macet di jalan raya atau peningkatan angka kecelakaan apa pun. Akan sampai kapan? Tak seorang pun tahu jawabnya. Yang terpenting tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker secara benar, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan. Seluruh dunia mulai menjalani kehidupan new normal.

Demikian ulasan singkat belajar dari Covid-19 yang saya simpulkan dari berbagai sumber dan pengalaman. Semoga bermanfaat!

Semarang, 27 Juni 2020

Salam Sehat, Sukses Mulia

Harini S.

WI BPSDMD Prov. Jateng

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip Bunda. Semangat belajar dan mengajar. Teruslah berproses. Terus belajar, tumbuh bersama gurusiana.

27 Jun
Balas

Semangat Bu

27 Jun
Balas

Benar banget,bu. karena Covid anggaran belanja naik...

27 Jun
Balas



search

New Post