Harini

Bismillah...menulis adalah ungkapan hati dan pikiran yang tidak diucapkan. (Harini Wijaya) Selalu ingin belajar menjadi lebih baik, bermodal kemauan dan kesabar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ibu sayang kamu,Nak.

Ada hal yang mengusik hati saya. Saya pernah membandingkan kehidupan masa kecil saya dengan masa kecil anaksaya.

Masih terkesan di hati saya, kasih sayang orang tua terhadap saya. Mereka menyiapkan baju seragam dan sarapan pagi. Saya bisa menatap lembut wajah ibu yang mengantarkan saya sampai di depan pintu dan berucap “hati-hati ya”. Ketika saya pulang sekolah, begitu sampai di rumah dan memanggil nama ibu, ibu akan muncul dengan senyumnya sambil berkata,”Ganti baju terus makan! Ibu sudah masak untukmu”

Itulah ulasan masa kecil yang terlintas di saat saya masih lembur di sekolah.Hampir setiap hari anak-anak saya pulang sekolah dan tiba di rumah lebih cepat.Mereka berangkat sekolah tanpa diiringi senyum ibunya karena saya harus berangkat lebih awal untuk mengajar jam ke-0. Anak-anak saya menyiapkan kebutuhan sekolah sendiri, dari menyiapkan baju seragam atau terpaksa beli sarapan.Pulang sekolah mereka tidak disambut oleh senyum ibunya karena jam kerja saya sampai jam dua sedangkan anak-anak saya pulang jam satu. Saya bayangkan anak-anak saya pulang, buka pintu sendiri kemudian angkat telpon dan bilang”Ibu, nanti pulang belikan ma’em ya”

Ada ngilu terasa di hati. Sebagai guru sekaligus ibu, saya sulit membagi waktu. Pulang sudah capek,tidak punya waktu untuk memasak. Kami makan masakan warung yang masih perlu dipertanyakan kehigienisannya.

Dulu saya punya cita-cita menjadi guru agar selain bekerja saya juga masih punya waktu untuk mengurus keluarga. Saya terlanjur berjanji pada diri sendiri tidak akan menggunakan jasa pembantu dalam mengurus rumah.Tapi kenyataannya,pekerjaan guru cukup menyita waktu.

Syukurlah anak-anak sekarang sudah besar.Alhamdulillah mereka bisa mengerti. Mereka cukup mandiri,Saya punya cukup waktu untuk mengerjakan tugas sekolah. Sayapun punya cukup waktu luang,tapi untuk menulis satu buku rasanya saya masih ragu. Ketika seorang teman mendaftar pelatihan sagu sabu dan pelaksanaannya bersamaan dengan tugas yang lain, kesempatan itu diberikan kepada saya. Semoga peluang ini sebagai anugerah bagi saya untuk mulai menulis dan menjadi barokah nantinya.

( Penulis adalah peserta pelatihan sagu sabu Solo 2017 )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bergabung bersama MediaGuru untuk menulis sebuah buku. Gak boleh ragu. Mari maju. Sagusabu, itu yang kita tuju. Bisa, bisa, bisa!

30 Jul
Balas

Apresiatif. Sebuah fenomena saat ini. Guru yang mendahulukan kepentingan masyarakat. .. Selamat dan sukses. !

29 Jul
Balas

Aamiin.Terimakasih,pak Wiyono.

30 Jul

"Semoga peluang ini sebagai anugerah bagi saya untuk mulai menulis dan menjadi barokah nantinya." Saya berdoa untuk Ibu, pasti anugerah itu tak lepas dari Ibu. Salam.

29 Jul
Balas

Terimakasih doanya pak Sungkowo.

30 Jul

InsyaAllah..bisa. Terimakasih motivasinya pak Murman..saya niati dg bismillah.

30 Jul
Balas



search

New Post