Banyak orang tua melarang anaknya supaya berhenti merokok, sementara dirinya sendiri tidak berhenti merokok. Menyuruh anaknya belajar, tetapi orang tuanya duduk santai menikmati kopi sambil nonton TV.

Keadaan semacam itu tentunya sangat tidak efektif, karena pada dasarnya perilaku anak cenderung akan menirukan perilaku orang tuanya.

Sehingga perintah itu tentu saja tidak tepat, karena orang tuanya tidak bisa memberi contoh atau teladan. Oleh karena itu hanya akan mengakibatkan tidak diturutinya perintah tersebut dan menyebabkan keterpaksaan.

Anak adalah peniru ulung, orang tua adalah role model untuk anak-anaknya. Keteladanan sangat penting dilakukan orang tua untuk menginspirasi anak.

Kita sebagai guru menyuruh anak-anak kita belajar, sementara kita sedang membaca buku atau sedang menulis artikel, sehingga anak-anak kita tahu kalau orang tuanya adalah seorang intelektual yang patut diteladani, memotivasi, dan menginspirasi anaknya untuk berprestasi.

Bagaimana kalau orang tuanya bukan berprofesi sebagai guru, tentunya keteladanan bisa dilakukan sesuai dengan kapasitas/profesinya. Misalnya, kalau orang tuanya sebagai pedagang, yang harus beraktivitas dari sebelum subuh untuk mencari dagangan di pasar dan menjualnya sampai seharian dan hanya untung tidak seberapa banyak. Sementara orang tuanya dengan semangat dan gigih untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Kemudian anaknya menyadari, bagaimana dengan susah dan payah orang tuanya berdagang. Suatu saat ia harus membahagiakan orang tuanya, harus rajin belajar, harus menjadi pintar, dan kelak menjadi orang yang sukses dan berhasil melebihi orang tuanya.

Setiap orang tua pasti mendambakan anak-anaknya sukses, sejahtera, dan bahagia dalam kehidupannya di masa depan. Itulah pentingnya keteladanan, bukan hanya Jarkoni (bisanya hanya ujar/bicara tetapi tidak bisa nglakoni/melakukan).