Hari Prasetio

Lahir di Cilacap 25 Maret 1967. Lulusan SDN 1 Karangtalun Cilacap (1980), SMPN 4 Cilacap (1983), SMAN 1 Cilacap (1986). Alumni Universitas Sebelas Maret Sur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendidikan Bermula dari Orang Tua
Sumber : Dokumen pribadi

Pendidikan Bermula dari Orang Tua

Nurcholish Madjid merinci bahwa pendidikan meliputi seluruh tingkah laku manusia yang dilakukan demi memperoleh ; kesinambungan, pertahanan dan peningkatan taraf hidup. Dalam bahasa agama, demi memperoleh ridha atau perkenan Allah SWT. Sehingga keseluruhan tingkah laku tersebut membentuk keutuhan manusia berbudi luhur (berakhlak karimah), tentu saja atas dasar percaya atau iman kepada Allah SWT dan bertanggungjawab secara pribadi kelak di akhirat. Bagi umat Islam, makna semacam itu terkandung dalam do’a iftitah shalat, bahwa “Shalat kita, juga darma bakti, hidup dan mati kita, semua adalah untuk atau milik Allah, seru sekalian alam”(Indra Djati Sidi,2001).

Karena itu renungan tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan tidak hanya terbatas pada pengajaran. Di sinilah kemudian terlihat betapa pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak melalui kebiasaan kesehariannya. Dalam hal ini yang ditekankan adalah pendidikan oleh orang tua, bukan pengajaran. Sebagian dari usaha pendidikan itu memang dapat dilimpahkan kepada lembaga atau orang lain, seperti kepada sekolah/madrasah atau guru agama, misalnya. Tetapi yang sesungguhnya dapat dilimpahkan adalah pengajaran, seperti latihan dan pelajaran membaca buku-buku pengetahuan, termasuk membaca Al-Qur’an dan mengerjakan ibadah.

Sebagai pengajaran, peran “orang lain” seperti sekolah/madrasah dan guru hanya terbatas kepada segi-segi pengetahuan dan bersifat kognitif, meskipun ada madrasah atau guru yang juga sekaligus berhasil memerankan pendidikan yang lebih bersifat afektif. Namun jelas bahwa segi afektif itu akan lebih mendalam diperoleh anak di dalam rumah tangga, melalui orang tua dan suasana umum kerumahtanggaan itu sendiri.

Karena itu, meskipun ada guru yang dapat bertindak sebagai pendidik, namun peran mereka tidak akan dapat menggantikan peran orang tua secara keseluruhan. Peran orang tua tidak perlu berupa peran pengajaran, yang dapat diwakilkan kepada orang lain. Peran orang tua adalah peran tingkah laku, tuladha atau teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan seperti ; Iman, Islam, Ihsan, Taqwa, Ikhlash, Tawakkal, Syukur dan Shabr/Sabar. Tentu saja masih banyak nilai-nilai keagamaan pribadi yang perlu diajarkan kepada anak, namun kiranya cukup mewakili nilai-nilai keagamaan mendasar yang perlu ditanamkan kepada anak, sebagai bagian yang amat penting dari pendidikan.

Di sinilah akan terbukti benarnya pepatah “bahasa perbuatan adalah lebih fasih dari pada bahasa ucapan” Jadi jelas bahwa pendidikan menuntut tindakan percontohan lebih banyak dari pada pengajaran verbal atau “pendidikan dengan bahasa perbuatan” untuk anak lebih efektif dan lebih mantap dari pada “pendidikan dengan bahasa ucapan”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah kita punya tema yang sama malam ini terima kasih untuk sharinganya Salam Literasi

13 Dec
Balas

Trmksih Ibu, mudah2an kita bisa menjadi orang tua yg baik & teladan untuk anak2 kita, amin....

13 Dec
Balas

Mrtnwun komennya Bu Edit.

13 Dec
Balas



search

New Post