Hariyani

Hariyani adalah nama asli sejak lahir dari Ibu bernama Marsini dan Bapak bernama Paniran yang tinggal di Blitar. Berlatar pendidikan SDN Jatituri 2 Blitar, SMPN...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Takut Bermimpi

Jangan Takut Bermimpi

Jangan Takut Bermimpi

Hariyani

Nofi Mardiana namanya. Manis dan sederhana penampilannya, tetapi menyimpan potensi yang besar. Potensi yang mengangkat nama baiknya, keluarga, lingkungan, sekolah-sekolahnya, dan tempat asalnya. Siapa yang tidak bangga karena telah mengenalnya? Gadis yang kini berusia 24 tahun ini lahir di Blitar. Dengan alamat asalnya di Desa Gendong Kabupaten Blitar, tetapi kini tinggal di Kurnacher Str.59 Wiggenbach 87487 Bayern, Jerman. Wah, bagaimana dia bisa menyeberangi samudera sampai ke Jerman?

Tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai usaha telah dilakukannya. Aral melintang perjalanan hidupnya telah membawa pada nasib emasnya. Mengapa saya katakan nasib emasnya? Nasibnya yang gemilang menjadi AuPair di Jerman dapat dicapai. Yaitu sebuah program yang diperuntukkan bagi anak muda (umumnya usia 18-30 tahun). Program yang diberikan bagi mereka yang ingin memperdalam kemampuan berbahasa Jerman dan mempelajari budayanya.

Sebelum menjadi Au Pair, Nofi, panggilan akrabnya, berlatar belakang pendidikan dari MI Roudottutolibin, MTsN 1 Kota Blitar, dan SMKN 2 Blitar. Selain itu juga mengikuti bimbingan belajar bahasa Inggris di Pare. Dari sinilah dia mulai senang sekali berkomunikasi dengan warga negara asing yang ditemuinya ketika dalam suatu perjalanan.

“Dulu setelah lulus SMKN2 akuntansi saya ke Malang untuk mengikuti training kerja di optik . Setelah itu dipekerjakan di Makasar . selama dua tahun bekerja di optik terus saya mengundurkan diri. Saya ingin menjadi guide. Saat di Raja Ampat saya mencoba untuk mencari kerja di diving resort . Alhamdullillah diterima sebagai activities guide.

Keinginannya menjadi Au Pair, semula mendapat tentangan keras dari ibunya. Ibunya yang seorang janda sejak Nofi kecil lalu bekerja sebagai TKW di Hongkong tidak mengizinkan Nofi ke Jerman. Namun, karena Nofi dapat meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja, ibunya pun mengalah, asalkan Nofi bisa mencari biaya hidup sendiri. Dari izin inilah yang membuat Nofi bertekad mencari informasi tentang Au Pair.

Menjadi Au Pair dapat dikatakan sambil menyelam minum air. Sambil bekerja di sebuah rumah yang menerima sebagai anggota keluarga yang disebut dengan host family juga bisa memperdalam ilmu bahasa dan budaya. Sangat berbeda dengan TKI karena program ini menjadikan seorang Au Pair sebagaimana anggota keluarga lainnya. Pekerjaan yang dilakukannya juga mudah. Hanya mengurus anak-anak atau membantu mereka belajar. Fasilitas yang diberikan juga sama sebagai anggota keluarga. Biaya hidup ditanggung oleh host family. Bila ingin kursus bahasa juga dibiayai. Selain itu, masih mendapatkan uang saku.

Begitulah perjalanan hidup Novi Mardiana yang telah meraih mimpinya. Sebab itu, dia berpesan agar kita tidak takut bermimpi setinggi-tingginya, usaha keras yang diiringi doa dan izin orang tua akan membawa kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya.

09 Feb
Balas

Sangat menginspirasi tulisan ini. Ditunggu tulisan khusus tahapan mengikuti seleksi Au Pair.

08 Feb
Balas



search

New Post